JURNAL SOREANG - Anak 90-an mungkin sudah tahu kalau otomotif adalah industri besar yang berkembang sangat cepat.
Para pelakunya harus berinovasi untuk memenuhi keinginan pasar, termasuk dalam produksi sepeda motor.
Jika dulu pasar otomotif tanah air dirajai oleh motor manual, sekarang pasarnya dikuasai oleh motor matic.
Baca Juga: Hyunjae THE BOYZ Terpilih Menjadi Host Konser KPop Yeongdongdaero Bersama Tiffany SNSD!
Tapi tau gak sih meski pasar otomotif tanah air terbilang besar takak semua motor yang ada di pasaran berhasil menarik minat konsumen.
Tak cuma perusahaan kecil bahkan perusahaan ternama seperti Yamaha dan Honda pun punya produk yang sepi pembeli.
Karena penjualan yang tak sesuai harapan dan karena cost yang terus melambung tinggi sejumlah perusahaan sepeda motor akhirnya menyerah dan angkat kaki dari tanah air.
Apa saja sih perusahaan yang dimaksud? Langsung saja kita bahas yuk Inilah tiga perusahaan sepeda motor yang gulung tikar di Indonesia.
Walaupun sempat mengudara beberapa tahun dan pastinya Anda tahu dan tak asing mendengarnya.
1. Kanzen
Mari kita mulai pembahasan dari Kanzen perusahaan yang berdiri sejak tahun 2000 ini merupakan ahli teknologi dari brand Daelim Korea Selatan.
Tapi sayang mereka muncul di waktu yang kurang mendukung sehingga harus berhadapan dengan persepsi negatif masyarakat Tanah air terhadap produk buatan Cina.
Perusahaan yang sempat masuk dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ini hadir saat motor-motor Cina yang meniru produk Jepang menguasai pasar otomotif tanah air.
Fatalnya Kanzen ikut membuat motor yang mirip Honda Supra X lewat Kanzen Pesona 5 dan Kelana 5.
Baca Juga: Infeksi Miss V tak Kunjung Sembuh dan Hubungan Intim dengan Suami Terganggu, 4 Hal Ini Penyebabnya
Nah ini nih yang buat Kanzen akhirnya dicap sebagai produk pabrikan China saat itu.
Kanzen bukannya tanpa usaha buat mengatasi masalah itu, untuk memperbaiki citranya mereka memproduksi motor dengan desain sendiri lewat Kanzen Taurus dan Taurus Ultima.
Kedua jenis motor ini punya kesamaan tapi versi Ultimate dirancang sebagai motor trail.
Namun sayang kedua produksi motor itu masih tak bisa buat Kanzen lepas dari sebutan brand China.
Mulai sejak itulah penjualan mereka menurun dan Kanzen mulai memperhatikan karyawan di tahun 2009.
Bahkan nih ya di waktu-waktu akhir mereka beroperasi penjualan sepeda motor mereka tercatat kurang dari 1000 unit per bulan dan Kanzen akhirnya gulung tikar di terakhir pada tahun 2010.
2. Minerva
Sekarang mari kita lompat ke perusahaan sepeda motor kedua punya tantangan yang sama dengan Kanzen.
PT Minerva Motor Indonesia muncul pada November 2007 dan menarik perhatian dengan produk Minerva R150 motor yang bentuknya mirip CBR 150.
Awalnya produk ini punya catatan penjualan yang oke, perusahaan ini sendiri adalah bentuk baru dari Loncin yaitu pabrikan motor dari Cina.
Nama Minerva dipakai untuk membentuk citra baru untuk meningkatkan penjualan, ini dilakukan untuk hilangkan kreasi motor China yang dikenal sebagai hasil plagiat motor Jepang.
Nah image itu melekat pada motor produksi Loncin di tahun 2008, untuk menghilangkan image motor cina, perusahaan sepeda motor ini melakukan rebranding.
Dan joint venture Manufacturing dengan Sachs Fahrzeug Motorrentechi dan mendapatkan motor produksi bernama Minerva Sach.
Baca Juga: 4 Cara Melacak Kesuburan Istri Bagi Pasutri yang Sedang Program Hamil Supaya Hubungan Intim Tokcer
Setahun setelah itu mereka juga menjalin kerjasama dengan Megelli yang melahirkan Minerva Megelli 250 RI dan RV.
Minerva juga sempat buat heboh dengan merilis motor buat melawan motor pabrikan Jepang, tapi dengan harga yang lebih miring.
Pada 2012 mereka merilis motor Minerva X-Road 150S dan Minerva 150R, Minerva sendiri tak memberi pernyataan resmi tentang status perusahaan mereka.
Baca Juga: Rekap Hasil Pertandingan dan Klasemen Liga Italia: Napoli dan Atalanta Berada di Klasemen Tertinggi
Tapi di tahun 2015 manajemen mereka menjalin kerjasama buat jadi distributor resmi motor asal Austria yaitu KTM.
Nah Mulai sejak itu Minerva tak pernah terdengar lagi, kabarnya website resminya sudah tak bisa diakses lagi.
Dan motor produksinya sudah jarang kita lihat di tanah air karena memang tak laku di pasaran.
3. Bajaj
Setelah Kanzen dan Minerva didaftar terakhir ada Bajaj Auto perusahaan ini mendobrak pasar Otomotif Indonesia di tahun 2006.
Awalnya mereka mengeluarkan motor Pulsar 180cc, kehadiran motor ini menarik perhatian industri roda dua tanah air yang saat itu masih didominasi oleh motor batangan seperti Megapro dan Scorpio.
Dikatakan inovasi Bajaj termasuk canggih di masa itu, salah satu kecanggihannya yaitu punya lampu sein yang bisa otomatis mati jika stang motor diluruskan.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Liga 2 2022-2023 Pekan Kelima Grup Timur, Ada Persipura, Persiba, Sulut United
Saklar yang dilengkapi dengan lampu dan pemakaian dua busi untuk satu mesin uap yang keren.
Setelah sukses dengan Pulsar 180, Bajaj mengeluarkan Pulsar 200, berbeda dengan yang pertama produk ini punya swing arm yang lebih besar dan dilengkapi dengan oil cooler.
Dan tak sampai disitu saja, Bajaj melengkapi produknya dengan motor bermesin lebih kecil dan meluncurkan Pulsar 135.
Kelebihan motor ini irit bahan bakar yang dan punya tenaga yang lebih besar, setahun setelah itu Pulsar 220 F menyusul masuk ke tanah air.
Selama beroperasi di Indonesia Bajaj Auto hanya mengeluarkan 6 model sepeda motor.
Meski jadi salah satu produsen roda dua terbesar di dunia perusahaan pabrikan asal India ini dikabarkan melakukan 3 kesalahan besar.
Mulai dari self service dan sparepart bengkel resmi yang sedikit, pelayanan yang kurang memuaskan dan yang paling parah spare partnya sulit.
Karena masalah itu, penggemar produk Bajaj Auto di tanah air pelan-pelan mulai sepi.
Dan penjualannya otomatis menurun dan akhirnya di tahun 2013 Bajaj Auto resmi angkat kaki dari Indonesia.
Baca Juga: Waduh! Benarkah Penyanyi Kpop BIBI Mundur dari Drama Korea Sweet Home 2? Berikut Penjelasannya
Sebelum benar-benar pergi bajaj auto mengeluarkan satu rencana pamungkas untuk bertahan di tanah air.
Mereka menjalin kerjasama dengan Kawasaki, namun patut disayangkan kolaborasi ini tak berjalan sesuai harapan karena ada perbedaan pandangan dari kedua belah pihak.
Bajaj Auto ingin memproduksi motor yang terjangkau sedangkan Kawasaki mau menghadirkan motor premium dan eksklusif di pasaran.
Di tahun 2016 kerjasama mereka berakhir dan Bajaj Auto pun resmi tak mengudara lagi di tanah air.***