JURNAL SOREANG- Pembelajaran jarak jauh sejak pandemi pada Maret lalu tentu saja berdampak luas. Sebagian anak merasa stres saat harus melakukan kegiatan belajar secara daring lantaran penyampaian pembelajaran yang kurang tepat .
Menurut psikolog anak Seto Mulyadi atau yang akrap dipanggil Kak Seto, pola pikir pertama yang harus diubah adalah mengganti istilah "belajar dari rumah" menjadi "belajar di rumah" bersama keluarga.
"Belajar di rumah sebisa mungkin diterapkan pada anak-anak usia dini atau yang berada pada tingkatan TK," kata Kak Seto seperti dikutip ANTARA, baru-baru ini.
Baca Juga: KPAI Dukung Sekolah Tatap Muka TA. 2021 Mendatang, Tapi Ini Syaratnya
Dia juga menganjurkan mengganti istilah belajar jarak jauh menjadi belajar jarak dekat bersama dengan ayah dan bunda di rumah.
"Ada anak TK dari pukul 7.00 sampai pukul 12.00 menatap ke layar, akhirnya pusing tujuh keliling. Stres dan marah-marah, akhirnya malah benci belajar," kata Kak Seto
Materi pelajaran dari guru disampaikan ke orangtua dan orangtua yang menyampaikan kepada anak-anak dengan gaya masing-masing. "Hal yang penting adalah kompetensinya," ujar Kak Seto melanjutkan.
Baca Juga: Al Ma'soem Berikan Obat Atasi Kejenuhan Siswa
Ada lima inti penting dari kurikulum yaitu etika, estetika, ilmu pengetahuan, teknologi, nasionalisme dan kesehatan. Kelima hal tersebut harus disampaikan dengan ramah, kreatif dan penuh dengan rasa persahabatan kepada anak sehingga bisa mencapai hasil yang optimal.