Pembagian Kuota Gratis Bagus, Tapi Ada Mubazirnya

- 4 Oktober 2020, 09:54 WIB
Ilustrasi belajar daring tingkat SMA, SMK, dan MA.
Ilustrasi belajar daring tingkat SMA, SMK, dan MA. /Pikiran-rakyat.com/Ade Mamad

 

 

JURNAL SOREANG- Pembagian kuota gratis yang dilakukan Kemendikbud harus dievaluasi lagi karena karakteristik tiap daerah dan sekolah berbeda-beda. Program ini bisa menjadi mubazir sebab banyak daerah yang masih blank spot (tidak ada sinyal) karena operator seluler yang jangkauannya juga terbatas.

Hal ini sudah terjadi di kalangan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mendapatkan kuota gratis berupa kartu Axis. "Karena operator Axis masih terbatas jangkauannya sehingga untuk MI dan siswanya di Kecamatan Pangalengan dan sebagian Cimaung tak bisa memanfaatkan bantuan kuota," kata Ketua Kelompok Kerja MI, Ayi Syarief Hidayat.

Hal sama juga diakui Pejabat Sekda Kabupaten Bandung, A. Tisna Umaran. "Program pembagian kuota internet ini memang bagus dan disambut gembira, tapi kenyataan di lapangan berbeda," katanya saat dihubungi, Minggu, 4 Oktober 2020.

Baca Juga: Wah, Ada Sekitar 200 Kejahatan Hutan Terstruktur dan Terorganisir

Lebih jauh Tisna mengatakan, ada beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung yang wilayahnya blank spot atau tidak ada sinyal telepon seluler seperti Kecamatan Arjasari, Kecamatan Rancabali dan Kecamatan Kertasari.

"Belum lagi banyak siswa yang tak memiliki telefon seluler meski daerahnya ada  sinyal. Padahal siswa-siswa tersebut membutuhkan bantuan kuota gratis karena kondisi ekonominya," ujarnya.

Persoalan lagi, kata Tisna, berkaitan dengan operator seluler yang digandeng Kemendikbud juga terbatas jangkauannya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x