Menutup Business Matching 2024, Ternyata Kursi KA Eksekutif dan Peralatan Rumah Sakit Dibuat Siswa SMK

- 11 Maret 2024, 06:03 WIB
Perhelatan Business Matching 2024 secara resmi ditutup oleh Menteri Perekonomian Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, pada Kamis 7 Maret 2024 di Bali.
Perhelatan Business Matching 2024 secara resmi ditutup oleh Menteri Perekonomian Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, pada Kamis 7 Maret 2024 di Bali. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG— Perhelatan Business Matching 2024 secara resmi ditutup oleh Menteri Perekonomian Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, pada Kamis 7 Maret 2024 di Bali.

Dalam sambutannya, Menko Luhut menekankan bahwa program P3DN merupakan bagian dari suksesnya perkembangan dunia industri bangsa Indonesia.

Menko Luhut juga mengajak kepada masyarakat Indonesia agar memiliki kebanggaam dan mau menggunakan produk-produk hasil buatan dalam negeri.

 

“Pada kesempatan ini saya juga berpesan kepada lembaga pemerintah agar tidak hanya berfokus pada penghabisan anggaran, namun daya serap anggaran itu juga harus digunakan secara berkualitas dan efisien, salah satunya adalah dengan membelanjakan produk dalam negeri,” ungkap Luhut.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, menegaskan bahwa faktor utama dan selalu harus menjadi pertimbangan dalam korelasi dunia pendidikan dengan industri adalah lulusan itu sendiri.

Menurut Kiki, Kemendikbudristek terus berupaya memastikan lulusan vokasi harus berelevansi setinggi mungkin sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Kini Seorang Pengusaha Bisa Ikut Mengajar di SMK, Begini Tanggapan Dirjen Vokasi Kemendikbudristek

Dirjen Kiki menambahkan bahwa dampak dari kebijakan P3DN bagi sektor pendidikan adalah sangat positif. Saat ini anak-anak vokasi bukan hanya belajar membuat dan melakukan praktik, namun mereka juga sudah memperhatikan bahwa kalau mereka memproduksi sesuatu ada kepentingan pelanggan yang harus dipikirkan.

“Dengan kesadaran tersebut, maka dampak positif tersebut juga dirasakan oleh perguruan tinggi. Pada level perguruan tinggi riset yang mereka lakukan akan semakin maju dan berkuaitas,” tambah Kiki.

Selanjutnya, Kiki berharap produksi vokasi terus berkembang, memproduksi karya secara massal, dipasarkan ke pasar industri, dan dipakai oleh masyarakat Indonesia.

 

“Kami diberi arahan oleh Menko Luhut agar ayo buat produksi yang lebih baik lagi, menyiapkan hasil inovasi ini agar dapat dipakai oleh masyarakat dengan tetap menjaga kualitas serta mematuhi perizinan yang ada,” pungkas Kiki.

Pada perhelatan Business Matching 2024 vokasi Kemendikbudristek menghadirkan sejumlah produk dalam negeri, salah satunya adalah We Care, produk inovasi bidang Kesehatan karya Politeknik Negeri Bali.

Mahasiswa Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali, Komang Budi Trisnawan, mengatakan bahwa We Care merupakan produk inovasi bidang kesehatan yang mempermudah petugas medis dalam mengukur detak jantung, oksigen, suhu tubuh, dan tekanan darah pasien.

Baca Juga: Keren! Bersama Pendidikan Vokasi, Dunia Industri Kembangkan Bidang Lingkungan Hidup

“Alat ini juga telah kami buatkan dari empat parameter tersebut, dalam aplikasi itu juga tersedia akun untuk dokter, perawat, dan pasien. Melalui aplikasi tersebut, pasien dapat memanggil perawat ke rumah dan hasil pemeriksaan tersebut langsung terkoneksi dengan dokter yang menangani,” ujar Komang.

Selain itu, inovasi lainnya pada bidang kesehatan juga dihadirkan oleh SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo. Kepala Sekolah SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo, Bambang Sahana, mengatakan bahwa dalam pameran ini sekolahnya menampilkan lima jenis produk yaitu tempat tidur pasien, kabinet, meja makan pasien, trolli, dan tiang infus.

Menurut Bambang, tuntutan dunia industri saat ini adalah mengharuskan adanya kolaborasi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar.

“Kami memiliki segmen pasar tersendiri khususnya rumah sakit dan klinik di Jawa Tengah, dan saat ini produksi kami telah digunakan setidaknya oleh 25 rumah sakit di Jawa Tengah,” ucap Bambang.

 

Selain bidang kesehatan, produk dalam negeri karya vokasi juga menyentuh inovasi bidang transportasi. Kursi kereta api karya SMK Negeri 2 Salatiga turut meramaikan stan pameran vokasi Kemendikbudristek dalam Business Matching 2024.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga, Sartono, mengungkapkan bahwa setidaknya sampai tahun 2024 sekolahnya telah membuat kurang lebih 1.400 kursi dan telah dipakai oleh sejumlah kereta antara lain Taksaka, Argo Lawu, dan Argo Dwipangga.

“Pembuatan kursi kereta api ini dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan satu politeknik, empat SMK, dan D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain, dan penanggung jawab risiko. Model terbaru kursi kereta api untuk kelas eksekutif ini hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan, hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK,” tutup Sartono.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah