Kemendikbudristek Lakukan Berbagai Cara untuk Mendorong Gerakan Merdeka Belajar, Ini Salah Satunya

- 4 Maret 2024, 13:05 WIB
Kemendikbudristek menggelar pembekalan bersama komunitas mitra binaan untuk mendorong Merdeka Belajar menjadi Gerakan Bersama masyarakat.
Kemendikbudristek menggelar pembekalan bersama komunitas mitra binaan untuk mendorong Merdeka Belajar menjadi Gerakan Bersama masyarakat. /

Dia menyatakan salah satu makna Merdeka Belajar adalah menciptakan manusia-manusia merdeka, yang dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah mereka mampu bertindak dan berpikir secara mandiri. Anindito menambahkan mereka punya cita, rasa, karsa yang kuat, sehingga mereka bisa menjadi manusia mandiri.

Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa perbaikan-perbaikan terhadap sistem pendidikan yang ada selama ini melalui kebijakan Merdeka Belajar dilakukan agar pengalaman belajar di sekolah bertransformasi.

 

Menurutnya, sekolah menjadi tempat yang menghargai anak secara lebih utuh, menggali bakat-bakat anak sehingga semua anak merasa bahwa dirinya pandai, senang belajar, dan mau belajar tanpa adanya paksaan.

Anindito juga menyinggung terkait penilaian kinerja guru melalui e-kinerja yang sempat ditanyakan salah satu anggota komunitas dalam dialog tersebut. Ia menjelaskan,  dengan adanya perubahan dalam sistem penilaian, guru sebenarnya diberikan kesempatan untuk merefleksikan metode pengajarannya di kelas.

"Mereka dapat menentukan area mana yang perlu diperbaiki, apakah itu dalam penyusunan soal, kemampuan memberikan umpan balik kepada murid, atau dalam membentuk kesepakatan dengan murid. Langkah pertama adalah mengidentifikasi hal apa yang ingin diperbaiki oleh guru,” ujarnya.

Baca Juga: Kemendikbudristek Gelar Uji Publik Permendikbudristek Kurikulum Merdeka, Ingin Tahu Hasilnya?

Anindito menambahkan setelah melakukan refleksi, guru dapat mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan perbaikan atau peningkatan kemampuannya.

“Selanjutnya, guru dan kepala sekolah dapat berproses bersama, berdiskusi mengenai penerapan hasil pelatihan tersebut di kelas. Mereka dapat mengevaluasi apakah implementasi sudah baik atau masih ada kekurangan. Hal-hal ini kemudian dilaporkan pada akhir semester: proses refleksi, komitmen, perbaikan satu aspek, mengikuti pelatihan, dan melakukan refleksi bersama dengan guru lain,” lanjut Anindito.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah