Network
"Untuk tujuan itu, menandai hadirnya Sekolah Islam sebagai lembaga pendidikan yang representatif. Tempat menumbuhkan tunas-tunas generasi muda muslim milenial yang tafaqquh fiddin," kata pria yang juga menjadi staf ahli Setneg ini.
Sekolah yang setiap harinya dihiasi dengan lantunan ayat ayat-ayat suci Al-Quran. Kami berikan tiga jam pelajaran perhari untuk tahfiz, tahsin, dan khataman Al-Qur'an atau 15 jam perminggu.
Dadan juga ingin menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang mengembangkan kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional yang berilmu amali dan beramal ilmi.
"Dalam proses belajar mengajar, kami kedepankan merdeka belajar dan merdeka mengajar melalui pendidikan karakter, ahlak mulia, dan adab bermartabat yang seiring sejalan dengan pembelajaran yang humanis, aktif, kreatif, dan inovatif," ujarnya.
Dadan yang juga aktif di PP Persis menambahkan, baru jelang tiga tahun SMP ini berdiri. Tentu belum memberikan arti.
"Namun, kami hadir untuk mengukir dunia pendidikan inovatif yang memadukan religiusitas dengan digitalisasi dalam bingkai Qurani," ungkap Prof. Dadan.***
