Kekeringan di Kota Bandung Akibat Musim Kemarau, Begini Respon Cepat Fakultas Teknik Universitas Widyatama

- 7 September 2023, 15:24 WIB
Dosen dan para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Widyatama memasang alat mengatasi kekeringan dengan menampung air hujan.
Dosen dan para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Widyatama memasang alat mengatasi kekeringan dengan menampung air hujan. /Fakultas Teknik Universitas Widyatama /

JURNAL SOREANG- Pertumbuhan penduduk di kota–kota besar sangat berpengaruh pada tingkat konsumsi air baik itu domestic maupun non-domestik. Konsumsi air domestic merupakan hal utama yang menyebabkan terjadinya eksploitasi air tanah.

Untuk kota metropolitan seperti Bandung yang penduduknya lebih dari 1.000.000 orang diperkirakan membutuhkan air sebanyak lebih dari  150 liter/orang/hari. 

Berdasarkan hal tersebut dapat diperkirakan bahwa kebutuhan konsumsi air di kota besar melebihi 150.000 m3/hari. Selama ini kebutuhan air baku di kota Bandung sebagian besar dipenuhi oleh PDAM.

 Saat ini terdapat 175.436 pelanggan dimana PDAM harus menyalurkan air sebanyak 35.879.133 m3 per tahunnya.

Sebagian besar lainnya menggunakan air tanah sebagai sumber utama. Hal inilah yang menyebabkan semakin berkurangnya volume air tanah setiap tahunnya.

Dampak panjang dari penggunaan air tanah berlebihan ini adalah penurunan muka air tanah dan lebih parahnya adalah krisis air atau kekeringan.

Krisis air di wilayah perkotaan juga disebabkan oleh tidak efisiennya penggunaan air, dengan hanya satu kali penggunaan saja. Hal ini menyebabkan volume air hasil limbah domestik cukup tinggi.

Baca Juga: Prodi Sistem Informasi Widyatama Gandeng UMKM Binaan Disdagin Kota Bandung, Pelatihan Branding Produk Sosmed

Padahal untuk beberapa aktivitas sehari – hari, air bekas pakai masih bisa dimanfaatkan dan digunakan kembali. Komposisi volume buangan air limbah domestik untuk negara berkembang adalah 70% grey water dan 40% black water.

Di samping pemanfaatan grey water, salah satu potensi yang masih jarang termanfaatkan juga adalah air hujan. Curah hujan yang tinggi di Kota Bandung bisa menjadi keuntungan sendiri bagi masyarakat jika bisa diolah, dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. 

Wilayah Kelurahan Sukaluyu memiliki lahan seluas 62,96 Ha, terbagi kedalam 11 wilayah kerja Rukun Warga dan 92 wilayah Rukun Tetangga.

 

Secara geografis Kelurahan Sukaluyu Kecamatan Cibeunying Kaler memiliki bentuk wilayah datar/berombak sebesar 40 persen dari total keseluruhan luas wilayah.

Menurut data Kelurahan Sukaluyu jumlah penduduk sampai dengan Desember 2011 tercatat sebanyak 13.931 jiwa, terdiri dari 6.884 Laki – laki dan perempuan sebanyak 7.047 Orang. 

RW 11, Kel. Sukaluyu sendiri mempunyai 9 RT dengan rata – rata 40 KK per RT. Menurut keterangan ketua RW 11, Kelurahan Sukaluyu terdapat satu RT di wilayahnya yang mengalami kekeringan saat musim kemarau, yaitu di wilayah RT 2.

 

Dari gambaran sementara ketua RW 11, wilayah RT 2 tersebut memang decara sosial-ekonomi dihuni oleh masyarakat dengan golongan ekonomi menengah ke bawah dengan 1 rumah rata – rata dihuni oleh lebih dari 1 kk. Hal ini lah yang menyebabkan kebutuhan konsumsi air di RT 2 tersebut lebih banyak.

"Sedangkan sumber air baku yang digunakan hanya air sumur saja. Sehingga wilayah ini menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau tiba," tutur bapak Ade Suryaman, Ketua RW 11, Kel Sukaluyu. 

Hal itulah yang menjadi dasar pemikiran kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Penerapan Teknologi Pengolahan, Pengelolaan Limbah Grey water dan Pemanenan Air Hujan di Lingkungan RW 11, Kel. Sukaluyu, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung ini.

Baca Juga: PKM di Universitas Widyatama, Bahas Pasif Income Penerimaan Dividen Investasi Saham

Kegiatan ini melibatkan Prodi Teknik Sipil dan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama. Penerapan teknologi pada kegiatan ini dinilai tepat guna bagi masyarakat terdampak kekeringan di Kota Bandung sehingga kegiatan ini berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2023. 

Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan air tanah dan membuat role model masyarakat dalam hal penerapan teknologi, pengelolaan limbah grey water dan pemanenan air hujan di wilayah Kel. Sukaluyu, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung.

Kegiatan ini juga nantinya menjadi media pembelajaran untuk mahasiswa yang terlibat di luar aktifitas kampus. Mahasiswa nantinya akan difasilitasi untuk untuk berkontribusi mengembangkan ide dan pemikirannya dalam hal pembuatan konsep pengelolaan, penerapan teknologi limbah grey water dan pemanenan air hujan.

 

"Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mensosialisasikan ide dan program yang telah tersusun kepada warga.” Kata Raden Herdian Bayu Ash Shiddiq, S.T., M.T (Dosen Teknik Sipil) sebagai koordinator kegiatan PKM. 

Beranggotakan Nia Nuraeni Suryaman, S.T., M.T (Dosen Teknik Mesin), Martoni, S.T., M.T (Dosen Teknik Mesin) dan 8 orang mahasiswa yang saling bahu membahu dalam pelaksanaan PKM.

Hal ini agar alat yang telah dibuat dan dirakit bisa difungsikan secara optimal dalam usaha mengurangi dampak kekeringan khususnya di Lingkungan RW 11, Kel. Sukaluyu, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah