Konsinyering Skema Uji Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba Hasilkan Skema Baru

- 14 Agustus 2023, 20:20 WIB
Selama dua hari dari 9-10 Agustus 2023, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba di bilangan Ciweday mengadakan kegiatan Kaji Ulang dan Konsinyering Skema Uji Kompetensi.
Selama dua hari dari 9-10 Agustus 2023, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba di bilangan Ciweday mengadakan kegiatan Kaji Ulang dan Konsinyering Skema Uji Kompetensi. /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Selama dua hari dari 9-10 Agustus 2023, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unisba di bilangan Ciweday mengadakan kegiatan Kaji Ulang dan Konsinyering Skema Uji Kompetensi.

Sebelum konsinyering didahului dengan kegiatan workshop pengembangan Skema dan MUK (2 -3 Agustus). Hadir pada kesempatan itu Rektor Unisba Prof.Dr. Edi Setiadi, SH, MH yang  memberikan pengarahan pentingnya kompetensi. 

Menurut rektor, sebuah perguruan tinggi sekarang ini tidak hanya dilihat dari hasil IPK  mahasiswanya yang tinggi, tak kalah penting adalah kompetensinya. Saat Fikom Unisba mengajukan pembentukan LSP banyak hal yang dipikirkan, terutama kontennya. 

 

“Alhamdulillah Fikom sebagai inisiator LSP Unisba melalui kerja kerasnya akhirnya mampu membentuk LSP dengan beberapa skema kekhasan Fikom," katanya.

Belakangan LSP Unisba dengan kerja keras semua pihak mampu melahirkan skema-skema baru, terutama yang berasal dari prodi-prodi  non Fikom. Kini puluhan  prodi di Unisba memiliki skema sesuai prodi masing-masing.

Rektor menambahkan, lulusan Unisba harus menjadi interdisipliner, artinya mempunyai keahlian khusus sesuai prodinya tapi juga punya kompentsi lain untuk memperkuat keahlian keilmuannya.

Baca Juga: Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unpad Raih Lisensi dari BNSP, Ini Manfaatnya bagi Mahasiswa dan Alumni

Rektor mencontohkan jika lulusan Fakultas Kedokteran alangkah baiknya jika mempunyai kompentensi di bidang komunikasi sehingga mampu menjadi dokter yang komunikasinya baik.

“Kompetensi yang ditawakan LSPU tentunya kompeten yang berakhlakul karimah. Apalagi pesan pendiri Unisba KH.EZ Muttaqien agar lulusan Unisba harus menjadi ulama yang intelek dan intelek yang ulama,” tandas rektor. 

Pada bagian akhir rektor berharap para asesor di LSP Unisba mampu melihat peluang-peluang menawarkan skema-skema yang sudah dimiliki untuk bisa sinergi dengan PTS lain.

Karena selama ini Unisba sering diminta untuk menjadi semacam pembina bagi PTS lain, baik dari aspek akademik maupun LPPM nya.

 

“Dari beberapa kasus alumni Unisba yang akan bekerja tidak ditanya soal ijazah dan prodinya tapi kompetensinya. Itulah pentingnya mahasiswa kita dibekali dengan berbagai kompetensi. Ijazah dan IPK malah ditayakan setelah pemberkasan,” ungkap rektor.

Sementara itu menurut master asesor Hendy Rudiansyah, S.T., M.Eng diadakannya kegiatan selama dua hari ini merupakan kaji ulang terhadap skema yang sudah mengantongi lisensi dan dilakukan oleh LSP Unisba.

Kaji ulang ini merupakan aturan yang sudah digariskan  BNSP (Badan Nasional Standardisasi Profesi), minimal setahun sekali. Khususnya perkembangan SKKNI karena ketika SKKNI-nya berubah maka skemanya pun harus  dilakukan penyesuaian. Akibatnya akan berubah juga perangkat atau MUK skemanya.

 

“Target kegiatan ini mengkaji skema yang sudah ada dan pengembangan perangkat asesmen. Salah satunya adalah MUK, misalnya salah satunya menambah bank soal, perbaikan observasi, dan lainnya,”  jelas Hendy. 

Terhadap adanya skema baru menurut Hendy sudah dilakukan jauh-jauh hari oleh LSP Unisba. Jadi, ada yang sudah disusun dan peta okupasinya sudah tersedia sehingga lebih mudah membuat paket skemanya. Hanya bagi  skema yang pemaketannya tidak ada mengalami kendala. 

“Akhirnya harus cluster. Makanya kemarin harus memberikan materi tentang skema stratifikasi yang kebetulan basisnya cluster. Memang tidak bisa langsung mencomot saja dari SKKNI tapi harus melalui beberapa tahap, yakni mengindetifikasi profil  lulusan prodi dan CPL-nya dari prodi masing-masing seperti apa. Lalu nanti dianalisis tugas-tugasnya apa saja. Dari tugas itu menyambungnya ke mata kuliah dan relevansinya apa. Dari situ setelah keluar mata kuliah di-macthingkan  ke SKKNI yang ada. Jadi, pemetaannya oleh kita sendiri karena di SKKNI belum ada. Dari situ kita nanti bisa menetapkan skemanya apa, unit kompetensinya apa,” terang Hendy.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah