PJBL dengan Augmented Reality tersebut dikatakan bisa menjadi solusi, terlebih nantinya ketika para siswa SMK tersebut terjun ke dunia lapangan dan mereka diharapkan mampu untuk mempromosikan potensi pariwisata dan seni budaya di daerahnya.
Lebih lanjut, salah satu peneliti yaitu Ridwan Fauzi menjelaskan bahwa PJBL merupakan program pembelajaran yang beriorientasi kepada peserta didik, di mana projek atau kegiatan yang menjadi inti dari pembelajaran.
Baca Juga: TIPS PARENTING: Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan pada Anak agar Si Kecil Tidak Keras Kepala
Dalam prosenya, PJBL ini dibantu oleh Augmented Reality yang akan menjadi solusi dalam menjawab kebutuhan para siswa, terutama dalam mengatasi kesulitan belajar yang bernuansa kekinian.
Selain PJBL dan Augmented Reality, digunakan pula pendekatan ecology, energy, dan ecotourism untuk memperkenalkan potensi pariwisata dan seni budaya di Cirebon oleh para Siswa.
Lantas, bagaimana cara kerja Augmented Reality sebagai solusi dalam proses pembelajaran agar menjadi kekinian dan sesuai dengan keinginan generasi Z?
Baca Juga: Rusia Memperingatkan dan Melarang Kapal Muatan Militer untuk Memasuki Pelabuhan Laut Hitam Ukraina
Perlu diketahui, Augmented Reality adalah teknologi yang mampu merealisasikan dunia virtual ke dalam dunia nyata atau mengubah objek ke dalam bentuk 3D (tiga dimensi).
Sehingga, melalui teknologi tersebut akan mampu untuk menggabungkan objek virtual seperti teks, gambar, dan animasi ke dalam dunia nyata. Di mana para siswa seolah akan dihadapkan dengan objek nyata.
Alhasil, Augmented Reality membantu memudahkan para siswa SMK Miftahul Huda dalam memahami materi pelajaran.