5 Cara Orang Tua Menghadapi Anak yang Jadi Korban Bullying di Sekolah, Pendekatan Persuasif Kuncinya

- 27 Mei 2023, 15:11 WIB
Ilustrasi seorang anak dengan didampingi orang dewasa sedang duduk di pinggiran lapangan.
Ilustrasi seorang anak dengan didampingi orang dewasa sedang duduk di pinggiran lapangan. /Unsplash

JURNAL SOREANG - Setiap orang tua pasti tidak menginginkan anaknya menjadi korban bullying atau perundungan. Biasanya, bullying pada anak terjadi di lingkungan rumah dan sekolah.

Namun, jika ternyata anak mengalami demikian, sebagian orang tua belum mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menghadapinya.

Dilansir dari The Conversation, Mark Heaton, Dosen Universitas Sheffield Hallam, ia mengungkapkan 5 cara orang tua dalam menghadapi anak yang menjadi korban bullying di sekolah.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu! Berikut Cara Mengenali 8 Tanda Anak Jadi Korban Bullying

1. Mengenali tanda-tanda bullying pada anak

Perubahan perilaku seperti menjadi tertutup, enggan pergi ke sekolah, memiliki masalah tidur dan makan, serta mengalami komplikasi penyakit dapat menjadi indikasi, anak mengalami bullying.

Sebagian anak mungkin akan mengungkapkan tentang mereka yang menjadi korban bullying. Jika demikian, ucapkan terima kasih atas keberaniannya untuk menceritakannya pada Anda.

“Cobalah sebaik mungkin untuk mendengarkan mereka tanpa merasa kesal atau marah. Tetap tenang dan yakinkan mereka bahwa Anda pasti siap membantu.” ujar Mark.

2. Memahami bullying lebih dalam

Menurut Mark, meski tindakan bullying terjadi sekali terhadap anak, tetap saja kita harus menganggapnya serius. Terlebih jika anak mengeluh atas tindakan pelakunya tersebut.

Baca Juga: 3 Weton Ini Merupakan Weton Paling Bijaksana, Sehingga Akan Memiliki Tutur Kata yang Baik

Orang tua perlu menggali informasi lebih dalam terhadap apa yang dialami oleh anak, seperti tindakan apa yang dilakukan oleh pelaku tersebut, akan tetapi dengan pendekatan yang lembut.

Berikan edukasi kepada anak, bahwa bullying adalah tindakan yang tidak baik dan dapat menyasar pada siapapun, baik individu maupun kelompok manapun.

Ajari anak untuk peduli dengan lingkungan sekitar, terutama jika mereka menemukan kejadian bullying terhadap temannya yang lain. Karena tidak jarang, anak-anak yang menjadi saksi bullying, enggan melaporkan kejadian tersebut.

3. Tidak mendorong anak untuk balas dendam

Mark mendorong orang tua untuk tidak mengajarkan anak balas dendam, karena dapat memperburuk keadaan dan menyebabkan anak masuk ke permasalahan yang lebih rumit, seperti semakin terluka, diejek, hingga mendapatkan sanksi.

Baca Juga: 2 Weton yang Mempunyai Petuah Bijaksana dan Bisa Membawa Kebaikan Bagi Orang Disekitarnya

4. Melaporkan ke pihak yang berwenang

Melabrak langsung orang tua dari anak yang melakukan tindakan bullying bukan pilihan yang tepat.

Langkah tersebut justru dapat berdampak negatif bagi orang tua dan anak. Melaporkan ke pihak sekolah adalah langkah yang lebih tepat.

Sebelum lebih jauh, ajak bicara anak bahwa melaporkannya ke sekolah adalah langkah yang memang harus diambil. Kemudian diskusikan dengan wali murid/kelas terlebih dahulu agar dapat mendudukan masalah lebih tepat.

Bicarakan secara sistematis tentang upaya yang akan dilakukan agar dapat mengatasi masalah bullying ini dengan tepat.

Baca Juga: 3 Benda yang Dianggap Bisa Membawa Sial Jika Berada di Dalam Rumah, Salah Satunya Adalah Tanaman Mati

Jika orang tua merasa belum ada pergerakan yang signifikan dari guru yang diajak bicara, maka orang tua dapat melaporkannya ke kepala sekolah, komite, atau bahkan pihak berwenang yang posisinya di luar sekolah.

5. Dampingi akademik anak

Dukung anak untuk tetap bisa belajar dan tidak berhenti sekolah, meski situasi saat itu semakin buruk.

Mark berkata, “Apapun yang Anda lakukan, ingat bahwa respons yang tenang, sistematis, dan gradual adalah langkah yang terbaik untuk menangani bullying.”

Baca Juga: Buang Jauh Jauh! 2 Benda Ini Dianggap Pembawa Sial Menurut Feng Shui, Ini Penjelasanya

Mark pun berpesan, agar orang tua terus mendukung sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang aman bagi anak, dalam tumbuh kembang dan pendidikan anak.***

Editor: Rustandi

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah