Dua Peneliti Unpad Berhasil Peroleh Beasiswa Future Research Talent dari ANU, Ini Objek Penelitiannya

- 1 Mei 2023, 08:43 WIB
Ilustrasi beasiswa. Dua Peneliti Unpad Berhasil Peroleh Beasiswa Future Research Talent dari ANU, Ini Objek Penelitiannya
Ilustrasi beasiswa. Dua Peneliti Unpad Berhasil Peroleh Beasiswa Future Research Talent dari ANU, Ini Objek Penelitiannya /tangkapan layar Twitter @kamadiksi_ugm/

JURNAL SOREANG- Dua peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil memperoleh beasiswa Future Research Talent (FRT) Awards- Indonesia dari Australian National University, (ANU) Australia.

Beasiswa ini untuk melakukan penelitan kolaboratif selama 10 – 12 minggu dalam berbagai disiplin ilmu bidang sains, kesehatan, dan kedokteran.

Dua peneliti tersebut, yaitu: Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Unpad Clarisa Dity Andari, M.Sc., dan Dosen Fakultas Teknik Geologi Syaiful Alam, M.T.

 

Keduanya akan menerima beasiswa sebesar 8.500 Dollar Australia dan akan terbang ke ANU untuk melakukan penelitian kolaboratif di sana.

“FRT adalah program kompetitif dan bergengsi untuk staf dan mahasiswa terbaik dari institusi papan atas Indonesia. Program ini menawarkan peluang bagi talenta peneliti baru Indonesia untuk membentuk koneksi internasional dan mengembangkan keterampilan penelitian di universitas terbaik Australia,” kata Clarisa.

Lebih lanjut Clarisa menjelaskan, penerima beasiswa akan diundang untuk melakukan penelitian kolaboratifi di Fakultas Sains, Kesehatan & Kedokteran, Teknik & Ilmu Komputer ANU. Terdapat beberapa projek riset yang disediakan oleh ANU setiap tahunnya.

Pada tahun ini, projek riset yang disediakan meliputi astronomi dan astrofisika, biologi, kimia, ilmu komputer, ilmu kebumian, epidemiologi dan kesehatan masyarakat, matematika, riset kedokteran, fisika dan keteknikan, serta ilmu komunikasi.

Baca Juga: Pembangunan Tahap Pertama Gedung RS Unpad Resmi Dimulai, Targetkan Beroperasi Januari 2024

Clarisa sendiri masuk pada projek riset biologi dengan tema “Evolution of Honeybee Parasites and Diseases”. Projek tersebut bertujuan memahami bagaimana parasit dan penyakit berevolusi bersama dengan inangnya.

Riset yang menjadi tema disertasinya ini dilakukan melalui penelitian serangga berbasis lapangan pada lebah maduk yang menjadi inang bagi banyak penyakit virus dan parasit artropoda.

Riset akan menggabungkan komponen laboratorium, bioinformatik, dan lapangan. Supervisor sekaligus ko-promotor untuk riset ini adalah Prof. Alexander Mikheyev dari ANU.

 

Sementara Syaiful akan melakukan riset pada bidang stratigafi sesuai proposal yang diajukan serta memiliki kesesuaian dengan tema riset yang ditawarkan Grup Riset Paleomagnetisme di ANU.

“Tujuannya adalah untuk mengevaluasi dampak Siklus Milankovitch pada sedimentasi purba Kala Pliosen dan Pleistosen, atau pada rentang 5,33 – 2,58 juta tahun yang lalu dan 2,58 juta – 11,7 ribu tahun yang lalu,” kata Syaiful.

Adapun supervisor dari riset yang dilakukan Syaiful dalam program FRT ini adalah Assoc. Professor David Heslop dan Prof. Andrew Roberts yang berada di bawah Grup Riset Paleomagnetisme pada Research School of Earth Sciences ANU.

Aktivitas kolaborasi riset tersebut akan menghasilkan laporan kegiatan riset untuk evaluasi dan publikasi program.

Baca Juga: Wow! FPIK Unpad Berangkatkan 13 Mahasiswa untuk Magang ke Jepang, Ini Agendanya

Lulusan program FRT akan berpartisipasi dalam publisitas program dari waktu ke waktu, mencakup publisitas di Indoensia dan/atau Australia.

Lebih lanjut Clarisa memaparkan, pemilihan riset tersebut merupakan lanjutan dari studi riset yang sudah dilakukan di jenjang Sarjana dan Magister terkait serangga penyerbuk (polinator).

Salah satu research project ANU FRT 2023 adalah terkait “Evolution of Honeybee Parasites and Diseases” yang sejalan dengan studi sarjana dan magister Clarisa.

“Saya mengontak Prof Alexander Mikheyev selaku supervisor ANU pada research project tersebut. Beliau mendukung rencana penelitian saya dan mendukung saya untuk mendaftar pada FRT,” paparnya.

 

Syaiful sendiri tertarik mengambil program riset ini karena kesesuaian dengan tema riset yang ditawarkan oleh program FRT beserta sekolah risetnya dan juga kemajuan fasilitas laboratorium yang akan digunakan di ANU.

Diakui Clarisa, program beasiswa FRT ANU ini terbilang kompetitif. Pada tahun ini, ANU memberikan beasiswa program FRT kepada 19 penerima dari 13 institusi di Indonesia.

Karena itu, ia berharap program ini dapat berjalan sesuai target yang telah disiapkan. Syaiful juga berharap, program ini dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang bisa diterapkan dalam riset geologi, khususnya pada kajian stratigrafi di Indonesia.*

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Sarnapi

Sumber: unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah