Wow! Ternyata Begini Asal-Usul Munculnya Minuman Teh, Dulu Dimasak dan Dikonsumsi Seperti Sayur

- 24 Februari 2023, 21:18 WIB
Ilustrasi teh, Ternyata Begini Asal-Usul Munculnya Minuman Teh, Dulu Dimasak dan Dikonsumsi Seperti Sayur
Ilustrasi teh, Ternyata Begini Asal-Usul Munculnya Minuman Teh, Dulu Dimasak dan Dikonsumsi Seperti Sayur /Pixabay

JURNAL SOREANG - Teh merupakan minuman dengan konsumsi terbanyak kedua setelah air mineral.

Menurut legenda kuno Tiongkok, Shennong, seorang petani yang berasal dari Negeri Tirai Bambu tersebut, berkelana ke hutan untuk mencari bahan pangan seperti biji-bijian dan tumbuhan.

Namun, secara tak sengaja, Shennong meracuni dirinya sendiri sebanyak 72 kali dan hampir mengakhiri hidupnya.

 

 

Sebelum racun itu menghabisi nyawanya, tak sengaja sehelai daun terbang melayang masuk ke mulutnya yang kemudian dikunyah dan ia pun kembali hidup.

Baca Juga: Hoki Sepanjang Bulan Maret 2023, Inilah 6 Shio yang Dipercaya Bakal Cuan Besar Dan Raup Untung Maksimal

Seperti itulah akhirnya teh ditemukan.

Sebenarnya, teh tak mampu menyembuhkan racun, tetapi menurut Shennong, sang pelopor pertanian Tiongkok, ia menyoroti pentingnya teh bagi masyarakat Tiongkok.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa teh pertama kali dibudidayakan di Tiongkok sejak 6.000 tahun yang lalu, atau 1.500 tahun sebelum Piramida Agung Giza didirikan.

Tanaman teh Tiongkok pada zaman itu sama jenisnya dengan tanaman teh yang sekarang ditanam di seluruh dunia.

Baca Juga: Kapan Batas Akhir Puasa Syaban 2023? Simak Jadwalnya di Sini Lengkap dengan Dalilnya

Namun, pada zaman dahulu teh dikonsumsi dengan cara yang sangat berbeda.

Teh dimakan layaknya sayuran atau dimasak dengan bubur biji-bijian.

Teh beralih dari makanan menjadi minuman, sekitar 1.500 tahun yang lalu, saat orang-orang sadar kombinasi antara panas dan uap dapat menciptakan berbagai rasa yang kompleks dari dedaunan tersebut.

Setelah ratusan tahun mengubah cara penyajian, pada umumnya sekarang teh dikeringkan dan dikemas dalam bentuk yang padat, ditumbuk menjadi bubuk, dicampur air panas, dan dibuat menjadi minuman yang dijuluki muo cha atau matcha.

Baca Juga: STY Boyong 23 Pemain Hadapi Piala Asia U-20 2023, Persija Dominan dengan Kirimkan 8 Pemain, Ini Daftarnya

Matcha menjadi sangat populer dan terciptalah budaya teh Tiongkok yang unik.

Teh menjadi subjek buku dan puisi, jadi minuman favorit para raja, juga menjadi media bagi para seniman.

Para seniman melukis gambar-gambar menakjubkan di buih-buih teh, seperti seni espresso yang sering kita temui di kedai kopi zaman sekarang.

Pada abad ke-9. Dinasti Tang, tanaman teh dibawa ke Jepang untuk pertama kalinya oleh seorang rahib.

Baca Juga: Jumat Curhat Ke 14, Polresta Bandung Terima Sejumlah Keluhan dari Masyarakat, Apa Saja?

Orang Jepang kemudian mengembangkan ritual teh khas Jepang, sehingga tercipta upacara minum teh Jepang.

Pada abad ke-14, Dinasti Ming, sang raja Tiongkok mengubah standar teh yang dipres menjadi teh daun.

Saat itu, Tiongkok masih punya monopoli penuh atas pohon teh di dunia, sehingga teh menjadi salah satu dari tiga barang ekspor terpenting Tiongkok, di samping tembikar dan sutra.

Tiongkok pun memiliki kekuatan dan pengaruh ekonomi yang besar seiring dengan penyebaran kebiasaan minum teh di dunia.

Baca Juga: Berulang Tahun ke-31, Casemiro Bergelimang Gelar dengan Real Madrid, Kapan dengan Manchester United?

Penyebaran itu benar-benar dimulai sekitar awal tahun 1600-an saat pedagang Belanda membawa teh dalam jumlah yang besar ke Eropa.

Ratu Catherine Braganza, seorang wanita bangsawan yang berasal dari Portugal, memopulerkan teh di kalangan bangsawan Inggris ketika Ratu Catherine menikahi Raja Charles II pada tahun 1661.

Saat itu, Britania Raya berupaya melebarkan pengaruh koloninya serta menjadi kekuatan baru yang menguasai dunia.

Seiring berkembangnya Britania Raya, minat terhadap teh pun semakin meluas.

Baca Juga: Doni Setiabudi Ungkap Rencana Liga Anak Indonesia, Jika Disetujui PSSI Kompetisi Ini akan Perebutkan Piala Ini

Pada tahun 1700, teh di Eropa dijual 10 kali lipat lebih mahal dari kopi, karena teh masih hanya bisa ditanam di Tiongkok.

Bisnis teh sangat menguntungkan, sehingga kapal Clipper, kapal layar tercepat di dunia, diciptakan atas ketatnya persaingan dagang para sekutu bagian barat.

Semua berlomba terlebih dahulu untuk membawa teh ke Eropa, demi mendapatkan keuntungan yang lebih.

Awalnya, Inggris membayar teh Tiongkok dengan perak. Saat perak dirasa terlalu mahal, Inggris menawarkan untuk menukar teh dengan bahan lain yaitu opium.

Baca Juga: Deretan 5 manajer terbaik sepak bola musim ini 2022-23, Berikut Profil dan Prestasinya yang Mengejutkan

Opium menyebabkan masalah kesehatan di Tiongkok, karena orang-orang menjadi kecanduan.

Pada tahun 1893, seorang pejabat Tiongkok memerintahkan bawahannya untuk memusnahkan semua kiriman opium dari Inggris sebagai perlawanan terhadap pengaruh Inggris atas Tiongkok.

Aksi ini mencetuskan Perang Candu antar dua negara tersebut.

Terjadilah pertempuran di sepanjang pesisir Tiongkok hingga tahun 1842, ketika Dinasti Qing kalah dan menyerahkan pelabuhan Hongkong kepada Inggris serta melanjutkan perdagangan dengan situasi yang merugikan.

Baca Juga: WAW Keberuntungan yang Haqiqi ! 4 Shio ini akan Mendapatkan Rezeki Nomplok di Akhir Bulan Februari 2023 ini

Perang tersebut melemahkan kedudukan Tiongkok di dunia selama seabad lebih.

Perusahaan Hindia Timur Britania ingin menanam teh sendiri dan mengendalikan pasar lebih jauh.

Ahli botani Robert Fortune ditugaskan untuk mencuri teh dari Tiongkok dalam sebuah operasi rahasia.

Ia menyamar dan menempuh perjalanan yang berbahaya melewati daerah gunu teh Tiongkok dan menyelundupkan pohon teh serta pekerja teh berpengalaman ke Darjeeling, India.

Dari sanalah, tanaman teh menyebar lebih jauh dan mempercepat pertumbuhan teh sebagai komoditas sehari-hari.***

Editor: Rustandi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x