JURNAL SOREANG - Toilet training atau dalam bahasa Indonesia dikenal pelatihan toilet, merupakan proses belajar anak untuk mampu buang air sendiri di toilet seperti orang dewasa.
Menurut dr. Hodges, kandung kemih anak akan terus tumbuh sampai 3-4 tahun. Organ ini akan tumbuh lebih kuat dan cepat, jika proses isi dan kosongnya tidak dipaksakan.
Saat anak terlalu dini dipaksakan toilet training, proses tersebut justru akan terhambat.
Baca Juga: Tips Parenting: Menstimulasi Kemampuan Sensorik Anak tanpa Menggunakan Mainan, Begini Caranya
Anak lebih beresiko mengalami infeksi kandung kemih, jika usianya belajar toilet training dibawah 2 tahun.
Karena anak jadi lebih awal belajar menahan pipis. Padahal dia belum mengerti pentingnya langsung buang air kecil saat kebelet.
Anak yang terlalu dini belum siap belajar menahan buang air, bisa juga anak jadi menunda-nunda saat asik bermain.
Tubuh menciptakan resisten dikandung kemih, hal ini menyebabkan otot di kandung kemih menjadi tebal, dan membuat kapasitas kandung kemih berkurang dan mekanismenya menurun.
Proses perlu dilakukan saat anak benar-benar siap, jadi sebaiknya jangan berpatok pada usia saja.
Untuk anak yang berusia 18 bulan sampai 2 tahun sebaiknya orang tua memperhatikan terlebih dulu jam-jam anak buang air.
Orangtua juga perlu mengajarkan tanda-tanda yang terasa di dalam perut agar anak mengerti bahwa itu ciri hendak buang air. ***
Ikuti dan share terus informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang