JURNAL SOREANG - Tidak bisa dipungkiri bahwa terjadi perubahan pola komunikasi di kalangan masyarakat saat ini.
Dengan berbagai kemudahan yang tersedia di media sosial atau internet, telah membawa perubahan drastis kepada pola komunikasi dan interaksi manusia.
Pun begitu dengan yang terjadi di kalangan pelajar atau peserta didik, terutama di kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hal ini tentunya perlu disikapi secara bijak dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
Terkait perubahan pola komunikasi di kalangan pelajar, lantas apa saja yang harus disikapi oleh pihak sekolah?
Sebab, tidak menutup kemungkinan dari perubahan pola komunikasi tersebut, berdampak signifikan terhadap perilaku keseharian peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya.
Menyikapi hal tersebut, Tenaga Pendidik Bimbingan dan Konseling (BK) di SMAN 1 Cileunyi, Ujang Yosep Ayubi mengiyakan fenomena tersebut.
"Memang kami akui jika terjadi perubahan pola komunikasi di kalangan peserta didik," kata Ujang.
Bahkan, dikatakan Ujang, jika pihaknya lebih memberikan pemahaman terkait penggunaan gadget di sekolah.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Tunjuk Heru Budi Hartono untuk Gantikan Tugas Anies Baswedan
"Atas fenomena tadi, kami berupaya untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar lebih bijak dalam penggunaan gadget, sehingga perubahan pola komunikasi tersebut, tidak merugikan peserta didik itu sendiri," imbuhnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan, kata Ujang, yaitu peranan Tenaga Didik BK lebih cenderung ke humanis.
"Kita selalu berkomunikasi dengan pola humanis, bagaimana si peserta didik lebih menyaring daripada men-sharing segala bentuk ungkapan yang menjadi unek-uneknya," tegasnya.
Sehingga, segala bentuk ekspresi peserta didik, mereka lebih cenderung memikirkan dampak dan akibat, sebelum mereka menyampaikan kepada orang lain di media sosial.
Senada dengan Ujang, Kepala Sekolah SMAN 1 Cileunyi, Hery Kustarto, jika pihaknya melakukan beberapa upaya terkait penggunaan gadget dan media sosial di lingkungan sekolah.
"Kami terus berupaya mengantisipasi terjadinya masalah-masalah yang diakibatkan oleh penggunaan gadget dan media sosial," kata Hery.
Baca Juga: Komisi Penyiaran Indonesia: KPI Umumkan Pemenang Anugrah Stasiun TV, Berikut Kategorinya
Hal itu, bertujuan agar perubahan pola komunikasi yang terjadi di kalangan peserta didik tidak mengarah pada sesuatu hal yang negatif.
"Dalam hal ini, kami terus berupaya memberikan pemahaman-pemahaman bagaimana menggunakan media sosial secara bijak," tegasnya.
Salah satu upaya yang dilakukan diantaranya, membatasi peserta didik dalam penggunaan gadget di dalam kelas dan di lingkungan sekolah.
"Sehingga dengan upaya tersebut bisa meberikan dampak kepada peserta didik agar senantiasa berkomunikasi dengan baik, baik komunikasi verbal secara langsung maupun tidak langsung," pungkasnya.***