JURNAL SOREANG- Mungkin bagi sebagian dari kita, ada yang masih asing dengan Kurikulum Mereka Belajar.
Seperti apa Kurikulum Merdeka Belajar itu, dan apa bedanya dengan Kurikulum sebelumnya, simak penjelasannya.
Sebelum disebar secara meluas, konsep Kurikulum Merdeka Belajar sudah diimplementasikan kurang lebih di 2500 sekolah.
Baca Juga: Wow! Yuju Eks Gfriend Merilis Single Terbaru, Kolaborasi Bersama dengan Bintang Kpop BIG Naughty
Namun sepertinya, hanya untuk sekolah yang telah menjalankan Program Sekolah Penggerak (PSP).
Lantas, apa itu Kurikulum Merdeka Belajar. Seperti yang dikutif dari laman ditsmp.Kemendikbud.go.id
Kurikulum Merdeka Belajar, merupakan Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.
Baca Juga: Simak! Ramalan Shio Ayam, Anjing, Babi Hari Ini, Saat Harmonis untuk Persahabatan
Dimana konten yang ada, akan lebih optimal dengan tujuan lebih mengoptimalkan untuk peserta didik.
Hal tersebut agar lebih memberikan cukup waktu bagi anak didik, guna mendalami konsep dan, menguatkan kompetisi.
Hal tersebut dimaksudkan, agar pendidik (guru) memiliki keleluasaan dalam memilih perangkat bahan ajar.
Jadi dengan kata lain, perangkat ajar yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajar, dan minat anak didik.
Lantas, apa kekurangan dan kelebihan dari Kurikulum Merdeka Belajar itu?
1. Fokus dan Lebih Sederhana
Kurikulum ini lebih fokus pada materi esensial, alias yang paling mendasar, serta lebih mengembangkan minat dan bakat.
Hal tersebut lebih bertujuan untuk proses pembelajaran agar lebih mendalam dan bermakna.
Kurikulum Merdeka Belajar, tidak menerapkan konsep terburu-buru dan yang pasti, bertujuan lebih menyenangkan.
2. Lebih Merdeka
Dalam implementasinya, konsep Kurikulum Merdeka Belajar ditataran SMA tidak akan mengenal Program Peminatan.
Baca Juga: Jadwal Acara MNCTV, Rabu, 27 Juli 2022, Jalan Langit dan Suparman Reborn
Sehingga, anak didik lebih bebas untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya. Lebih sederhananya, tidak ada Program IPA dan IPS.
Pun, dengan pihak sekolah yang notabenenya bisa mengembangkan Kurikulum yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Relevan dan Interaktif
Memberikan kesempatan kepada anak didik melalui proyek, dengan tujuan agar peserta didik lebih aktif.
Baik dari segi isu lingkungan maupun kesehatan dan tentunya untuk penegmbangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.***