JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mendistribusikan buku bacaan sebanyak 3.200.744 eksemplar.
Sebagai bagian dari Gerakan Literasi Nasional (GLN), buku tersebut diperuntukkan bagi peserta didik di lima provinsi dengan tingkat literasi rendah yang berada di pulau wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
Sasarannya adalah pelajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) di wilayah 3T, regional dua, di lima provinsi yang berada di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Kelima provinsi yang akan menerima paket buku program GLN tersebut adalah provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Baca Juga: Budaya Literasi Indonesia Masih Rendah, FISIP Unpas Berupaya Tingkatkan Literasi Digital di Cigadung
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, Muh. Abdul Khak, dalam sambutannya pada pengiriman perdana buku GLN area 3 mengatakan bahwa pencetakan dan pendistribusian buku merupakan wujud komitmen kementerian dalam mendukung GLN.
"Banyak jalan mencerdaskan bangsa, salah satunya lewat literasi. Secara nyata bahwa anak-anak Indonesia tingkat literasinya masih sangat rendah karena akses pengiriman buku yg masih sulit. Oleh karena itu, pengiriman ini dikhususkan ke daerah 3T di 81 kota dan kabupaten di wilayah 3T dengan hasil Asesmen Nasional rendah,” katanya di Kudus, Jawa Tengah pada Selasa 12 Juli 2022.
Dalam keterangannya pada awak media yang hadir, Khak menyampaikan bahwa ada tiga prinsip utama buku bermutu bagi anak yaitu 1) Buku yang anak-anak benar ingin baca, bukan yang orang dewasa pikir orang dewasa ingin baca; 2) Buku yang bervariasi tema dan ceritanya; serta 3) Buku yang sesuai jenjang pembacanya. Hal tersebut merujuk pada kesimpulan hasil Diskusi kelompok Terpumpun (DKT) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek pada bulan September 2021.