Miris! Tiap 2 Minggu Ada Satu Bahasa Daerah yang Punah

- 24 Maret 2022, 07:43 WIB
Kemendikbudristek) menyelenggarakan Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk “Revitalisasi Bahasa Daerah” baru-baru ini. Acara ini merupakan upaya lanjutan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) khususnya, dalam melestarikan bahasa daerah bersama lembaga dan pemangku kebijakan.
Kemendikbudristek) menyelenggarakan Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk “Revitalisasi Bahasa Daerah” baru-baru ini. Acara ini merupakan upaya lanjutan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) khususnya, dalam melestarikan bahasa daerah bersama lembaga dan pemangku kebijakan. /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek) menyelenggarakan Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk “Revitalisasi Bahasa Daerah” baru-baru ini. Acara ini merupakan upaya lanjutan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) khususnya, dalam melestarikan bahasa daerah bersama lembaga dan pemangku kebijakan.

Kepala Badan Bahasa, Aminudin Aziz menyebutkan, berdasarkan laporan UNESCO, setiap dua minggu terdapat satu bahasa daerah di dunia yang mengalami kepunahan.

Penyebabnya karena bahasa tersebut sudah tidak lagi digunakan. Menanggapi berbagai tantangan dalam pelestarian bahasa daerah, ia menyampaikan bahwa Kemendikbudristek sudah melakukan diskusi dengan pemerintah daerah melalui dinas-dinas pendidikan.

Baca Juga: Sasar Generasi Muda, Festival Tunas Bahasa Ibu Jadi Puncak Revitalisasi Bahasa Daerah

“Kami mengajak dan menyadarkan semua pihak bahwa revitalisasi merupakan tanggung jawab bersama. Hal ini bukan tanggung jawab pemerintah pusat maupun masyarakat saja, tetapi pemerintah daerah juga ditugasi oleh Bupati atau Walikota atau Gubernur untuk juga melakukan secara bersama-sama,” ucap Aminudin.

“Pentingnya meningkatkan kesadaran melalui kampanye-kampanye bahasa terkait pentingnya pelestarian bahasa merupakan salah satu identitas bangsa. Dalam langkah awal, Kemendikbudristek memanfaatkan sektor pendidikan di mana sekolah merupakan pondasi utama,” ujarnya.

“Masyarakat diajak untuk menyadari bahwa bahasa daerah perlu dilestarikan karena jika tidak ada kesadaran maka apa yang sudah digariskan oleh negara melalui peraturan perundangan-undangan, fasilitasi yang dilakukan oleh pemerintah akan sia-sia,” tegasnya.

Baca Juga: Bangun Jembatan Lintas Generasi, Revitalisasi Bahasa Daerah Didorong Lewat Muatan Lokal di Sekolah

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Bahasa, Aminudin optimistis bahwa revitalisasi bahasa itu akan berhasil jika dilakukan berbasis pendidikan melalui sekolah.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah