Senada dengan Hery, guru pembimbing Seni Budaya, Tapip, mengatakan jika siswa dituntut untuk membuat atau menciptakan karya.
"Siswa dituntut untuk menciptakan karya, baik seni rupa, seni tari, seni musik, seni sastra atau pun drama yang bertujuan untuk mengakomodir kepentingan siswa yang tidak terpenuhi dalam kegiatan seni budaya," kata Tapip.
Baca Juga: Pemain Bulu Tangkis Jonatan Christie Terpapar Covid-19 Saat Tanding di German Open 2022
Hal itu dilakukan, kata Tapip, lantaran SDM yang ada untuk mata pelajaran Seni Budaya tidak lengkap.
"Kalau di SMAN 1 Cileunyi itu hanya ada Seni Rupa dan Seni Tari, maka saya sebagai guru Seni Budaya mencoba mengakomodir kepentingan siswa dalam berkreasi seni, termasuk karya tata boga," tegasnya.
Di PKWU sendiri, dikatakan Tapip, ada pelajaran produksi dan pemasaran, pun dengan Seni Budaya, ada pameran dan pagelaran.
"Maka di tahun ini, disatukan kegiatan lintas mata pelajaran," imbuhnya.
Sehingga siswa mampu membuat karya secara konsep yang lengkap, baik dari catatan proses awal pembuatan, hingga proses akhir, yakni produk siswa itu sendiri, hingga bermuara ke tehnik pemasaran yang dievaluasi oleh guru pembimbing.
"Sehingga dari kegiatan tersebut menghasilkan multi karya dari siswa, seperti menciptakan lagu, tarian, makanan, buku novel dan lain-lainnya," papar Tapip.