SEAMEO BIOTROP Kembangkan Kapasitas dan Kerja Sama antara SMK dan Dunia Usaha Dunia Industri

- 28 Februari 2022, 06:31 WIB
Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), SEAMEO BIOTROP mengadakan kegiatan “Lokakarya dan Diskusi Terpumpun: Identifikasi Kebutuhan Pengembangan SMK di Bidang Biologi Tropis”.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), SEAMEO BIOTROP mengadakan kegiatan “Lokakarya dan Diskusi Terpumpun: Identifikasi Kebutuhan Pengembangan SMK di Bidang Biologi Tropis”. /Kemendikbud ristek /

JURNAL SOREANG - Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), SEAMEO BIOTROP mengadakan kegiatan “Lokakarya dan Diskusi Terpumpun: Identifikasi Kebutuhan Pengembangan SMK di Bidang Biologi Tropis”.

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk mengidentifikasi masalah, potensi, dan kebutuhan pengembangan kapasitas SMK, serta merumuskan kegiatan pengembangan kapasitas dan kerja sama dengan SMK di Indonesia.

Dalam sambutannya, Pelaksana tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Plt. Kepala BKHM), Anang Ristanto berharap kegiatan ini dapat menjadi media bagi peningkatan kualitas pendidikan khususnya bagi sekolah vokasi di seluruh Indonesia.

Baca Juga: 9 SMK Mitra Program SMARTS-BE Akan Berkompetisi di SEAMEO-Japan ESD Award, Ini Daftar SMK yang Ikut

“Harapannya pendidikan vokasi dapat mencetak lulusan yang kompeten, berdaya saing dan adaptif terhadap tuntutan dan kebutuhan DUDI,” tuturnya yang disampaikan melalui Zoom, Rabu (23/2).

Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran yang menekankan bahwa perlunya peningkatan mutu lulusan yang siap kerja.

“Untuk menciptakan SMK yang mandiri dan berdaya saing tinggi maka perlu dilakukan Training Need Analysis (TNA),” ujarnya. Ia juga menjelaskan TNA dilakukan untuk mengetahui kesenjangan (gap) kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI dengan SMK di Indonesia khususnya di bidang biologi tropika.

Baca Juga: SEAMEO BIOTROP Kenalkan Biologi Molekular kepada Guru SMA dan SMK di Seluruh Indonesia

Merespon analisis tentang TNA, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Ditjen PAUDDikdasdikmen), Wardani Sugiyanto mengungkapkan bahwa ada kesenjangan menyangkut ketidaksesuaian antara kurikulum dengan kebutuhan DUDI. Oleh karena itu, perlu adanya pembelajaran berbasis projek (project based learning (PBL)).

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah