Gotong Royong untuk Pendidikan dan Ketenagakerjaan Menjadi Agenda Bahasan Kemendikbudristek di G20

- 16 Februari 2022, 05:07 WIB
Gotong Royong untuk Pendidikan dan Ketenagakerjaan Menjadi Agenda Bahasan Kemendikbudristek di G20
Gotong Royong untuk Pendidikan dan Ketenagakerjaan Menjadi Agenda Bahasan Kemendikbudristek di G20 /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Peran Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 cukup strategis. Mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia memainkan peran penting dalam pemulihan dan menghidupkan kembali ekonomi global melalui pendekatan nilai luhur bangsa yakni gotong royong.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, menekankan pentingnya nilai-nilai gotong royong untuk menjadi jembatan dalam menghadapi bonus demografi. Dengan demikian, bonus demografi yang ada dapat berdaya guna dan menjelma menjadi kekuatan besar berupa SDM unggul di masa depan

“Kita harus memastikan bahwa bonus demografi itu harus menjelma menjadi kekuatan besar kita di masa depan yaitu SDM yang unggul, kompeten, serta sesuai dengan perubahan yang ada di dunia nyata ini, sehingga ketika sisi permintaan (demand) sudah memunculkan sinyal seperti ini maka di sisi pasokan (supply) kita harus benar-benar ada ketautsesuaian (link and match),” tutur Dirjen Wikan dalam gelar wicara acara ‘Kick Off G20 on Education and Culture’, baru-baru ini.

Baca Juga: Budaya untuk Hidup Berkelanjutan Jadi Prioritas Kemendikbudristek pada Helat G20

Ada tiga gelar wicara pada acara tersebut yang bertajuk sesuai agenda prioritas yang akan diperjuangkan Kemendikbudristek pada perhelatan G20.

Salah satunya bertajuk “Solidarity and Partnerships, and the Future of Work Post Covid-19” yang dimoderatori oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, selaku Chair of the G20 Education Working Group.

Dirjen Wikan menyebutkan beberapa dampak yang disebabkan pandemi Covid-19 khususnya bagi pendidikan vokasi, seperti siswa jarang masuk sekolah, mata pelajaran praktik menjadi terhambat, serta industri semakin melemah daya serapnya.

Baca Juga: Teknologi dan Kualitas Pendidikan untuk Semua Jadi Prioritas pada G20

Bahkan, di tahun pertama pandemi terjadi lonjakan pengangguran, di mana Kemendikbudristek berkontribusi melalui berbagai kebijakan strategis untuk menurunkan tingkat pengangguran.

Di sisi lain, kata dia, pandemi telah memaksa semua pihak untuk bergotong royong untuk beradaptasi, bertahan, dan pulih dari kondisi yang tidak menguntungkan.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah