Teknologi dan Kualitas Pendidikan untuk Semua Jadi Prioritas pada G20

- 14 Februari 2022, 09:10 WIB
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek sekaligus Alternate Chair Education Working Group (EdWG) G20, Anindito Aditomo, pada acara “Kick Off G20 on Education and Culture”.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek sekaligus Alternate Chair Education Working Group (EdWG) G20, Anindito Aditomo, pada acara “Kick Off G20 on Education and Culture”. /Kemendiknas ristek/

JURNAL SOREANG- Upaya memulihkan sektor pendidikan yang terdampak pandemi Covid-19 membutuhkan upaya bersama baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Hal ini dikemukakan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek sekaligus Alternate Chair Education Working Group (EdWG) G20, Anindito Aditomo, pada acara “Kick Off G20 on Education and Culture”.

Pada acara tersebut, Anindito menjadi moderator pada gelar wicara “Pendidikan Berkualitas Universal dan Teknologi Digital untuk Pendidikan”,  baru-baru ini.

Disampaikan Anindito, pandemi bukan penyebab utama krisis pembelajaran. “Ketimpangan kualitas belajar sebetulnya sudah lama terjadi. Pandemi semakin membuka mata kita bahwa pembelajaran mengalami krisis, dan ini harus kita tangani bersama,” tuturnya.

Baca Juga: Pandemi Berdampak Kepada Para Pekerja Kreatif, Ini Upaya UNESCO. Selamatkan Pekerja Kreatif

Teknologi, dijelaskan Anindito, berperan sentral pada pemulihan pendidikan. Dalam konteks pandemi, pembelajaran tidak akan terjadi tanpa teknologi.

"Intervensi juga bukan hanya dalam bentuk pembangunan infrastruktur tradisional lagi, tetapi juga pemerataan konektivitas digital untuk memastikan pembelajaran berkualitas bisa dirasakan semua warga negara,” ungkap Anindito.

Kesenjangan digital atau digital divide, diakui Anindito, terjadi di dunia pendidikan. Di satu sisi, ada ketimpangan akses terhadap teknologi, di mana kita mengalami hilangnya capaian pembelajaran (learning loss) asimetris dan lebih parah dialami kelompok rentan dan ekonomi bawah.

Baca Juga: Meski Masih Pandemi, tapi Sekolah Ini Raih 34 Medali Olimpiade Nusantara

"Tapi di sisi lain, teknologi menjadi katalis bagi inovasi luar biasa. Contohnya, jutaan guru dan siswa jadi lebih terampil memanfaatkan teknologi dan inovatif menyikapi tantangan,” ungkap Kepala BSKAP itu.

Agenda prioritas yang akan kami perjuangkan di G20 ini mengingatkan kita akan visi Indonesia yang menekankan gotong royong untuk pulih bersama.

"Pandemi ini juga menjadi momentum kita agar semakin bersemangat memikirkan ulang dan membangun pendidikan yang lebih baik, untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan berkualitas,” terang Anindito.

Baca Juga: Mantap! 33 Ribu Lapangan Kerja Baru Akan Tercipta dari Pelaksanaan G20 di Indonesia pada Tahun 2022 Mendatang

Ada empat agenda prioritas yang akan diperjuangkan Kemendikbudristek pada perhelatan G20, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua (Universal Quality Education); Teknologi digital dalam Pendidikan (Digital Technologies in Education); Ketiga: Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership); dan keempat, Masa Depan Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid-19 (The Future of Work Post Covid-19).***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah