Pandemi Berdampak Kepada Para Pekerja Kreatif, Ini Upaya UNESCO. Selamatkan Pekerja Kreatif

- 12 Februari 2022, 08:00 WIB
Logo UNESCO. Pandemi Berdampak Kepada Para.Pekerja Kreatif, Ini Upaya UNESCO. Selamatkan Pekerja Kreatif
Logo UNESCO. Pandemi Berdampak Kepada Para.Pekerja Kreatif, Ini Upaya UNESCO. Selamatkan Pekerja Kreatif / Reuters/PHILIPPE WOJAZER

JURNAL SOREANG- Pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis, termasuk untuk sektor kebudayaan. Laporan Global bertajuk “Mereka Kembali Kebijakan Kreativitas – Kebudayaan sebagai Barang Publik Global” diluncurkan pada 8 Februari 2022 dengan tujuan untuk “mengamankan” kebudayaan secara tepat pada masa pemulihan dari pandemi ini dan menjawab tantangan struktural bidang kebudayaan yang terlihat jelas dalam masa krisis.

Sebagai bagian dari rangkaian Pertemuan Komite Konvensi 2005, webinar ini diselenggarakan untuk menandai terbitnya laporan global di mana Indonesia menjadi negara anggota.

“Adopsi Konvensi 2005 berarti secara resmi kita mengakui ekspresi budaya kontemporer yang dihasilkan oleh seniman dan profesional budaya memiliki nilai budaya dan ekonomi. Konvensi 2005 adalah jantung ekonomi kreatif,” ucap Dubes/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar tentang makna penting Konvensi 2005 bagi Indonesia.

Baca Juga: Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO Dorong Jurnalis Ik Guillermo Cano Press Freedom Prize 2022, Ini Caranya

Dalam webinar yang menandai peluncuran publikasi UNESCO ini, hadir sebagai pembicara yakni Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid bersama dengan Menteri Kebudayaan Swedia; Direktur Sektor Kebijakan; Organisasi Buruh Internasional; serta Dirjen Seni dan Industri Kreatif Peru.

Dalam paparannya Hilmar menjelaskan bagaimana Indonesia dapat menjadi negara yang maju sektor kreatifnya. Ekonomi kreatif nampak lebih jelas bentuknya dengan didirikannya Badan Ekonomi Kreatif tahun 2014.

Ekonomi kreatif di Indonesia kini menjadi salah satu sektor penyumbang Produk Domestik Bruto (PBD) yang tinggi, bahkan pada tahun 2019 sebesar 5,10 persen.

Baca Juga: Keren, Indonesia Pimpin Sidang Pertemuan Regional Asia-Pasifik Menuju UNESCO Mondiacult 2022

Hilmar menyebut, terdapat tiga sektor unggulan dalam industri kreatif Indonesia, yaitu: fesyen, makanan-minuman, dan kerajinan.

“Kini fokus Kemendikbudristek mendorong dan memfasilitasi agar industri kreatif terkait erat dengan pembangunan berkelanjutan, misalnya melalui pemanfaatan bahan dan kearifan tradisional yang ramah lingkungan,” terangnya.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah