"Karena catatan dari dinas itu, siswa tidak boleh dipaksakan untuk masuk sekolah, kendati para orang tua dan siswa hampir 97 persen menginginkan sistem PTM dilanjutkan," ungkapnya.
Untuk mengakomodir hasil evaluasi tersebut, maka pihak sekolah tetap membatasi PTM sesuai dengan ketentuan.
"Jadi di setiap kelasnya kami hanya diisi 50 persen, sisanya belajar di rumah dengan sistem pembelajaran online, dari hari Senin hingga kamis, jadi siswa datang ke sekolah hanya 2 kali dalam satu minggu, karena hari Jumat lebih kepada evaluasi, maka semua siswa di hari Jumat belajar daring," lanjutnya.
Dikatakan Asep, setiap 3 hari sekali, semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolahnya, selalu dilakukan penyemprotan desinfektan.
"Kami jadwalkan 3 hari sekali untuk penyemprotan desinfektan, biar semuanya tetap steril,"
Lebih lanjut Asep berharap, dari upaya sekolah yang selama ini dilakukan terhadap penerapan protokol kesehatan, siswanya jadi terbiasa dengan hidup new normal.
Baca Juga: Tim Pabrikan Livery Repsol Honda Pamerkan MotoGP 2022 dengan Marc Marquez dan Pol Espargaro
"Dengan penerapan prokes yang ketat di sekolah, kami berharap siswa jadi terbiasa menghadapi hidup new normal itu," harap Asep.***