Mahasiswa ITS Surabaya Buat Cat Pelapis dan Stiker Antivirus Corona

- 23 Oktober 2021, 16:15 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, dalam kunjungan kerja ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), melihat beberapa inovasi yang dihasilkan oleh civitas akademik ITS dipamerkan dalam pelaksanaan Dialog Kampus Merdeka bersama Mendikbudristek, Kamis 21 Oktober 2021.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, dalam kunjungan kerja ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), melihat beberapa inovasi yang dihasilkan oleh civitas akademik ITS dipamerkan dalam pelaksanaan Dialog Kampus Merdeka bersama Mendikbudristek, Kamis 21 Oktober 2021. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, dalam kunjungan kerja ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), melihat beberapa inovasi yang dihasilkan oleh civitas akademik ITS dipamerkan dalam pelaksanaan Dialog Kampus Merdeka bersama Mendikbudristek, Kamis 21 Oktober 2021.

Menurut Nadiem, inovasi yang ia lihat tersebut dapat di konversi ke dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).“Hasil karya dan inovasi yang saya lihat di pameran sangat bagus. Itu dapat dikonversi ke dalam MBKM, sehingga akan lebih banyak lagi inovasi yang diciptakan perguruan tinggi,” tutur Menteri Nadiem.

Berbagai inovasi karya civitas akademik ITS dipamerkan dalam pelaksanaan Dialog Kampus Merdeka bersama Mendikbudristek. Salah satunya adalah PETA EVARI yang bermula dari penelitian Adjie Pamungkas, Retno Indro Putri, Wahyu Setiawan, Arna Ferrajuannie, Johannes Krisdianto, dan Ita Elysiyah. Kerja tim mahasiswa ITS ini, menghasilkan inovasi Peta Evakuasi Raba Berbicara (PETA EVARI).

Baca Juga: Lakukan 7 Hal Ini untuk Amankan Bayi dari Virus Covid-19, Salah Satunya Jangan Cium Bayi

PETA EVARI, terang Retno adalah media pembelajaran warga sekolah SMP/SMA LB-A YPAB dalam mempelajari jalur evakuasi di lingkungan sekolahnya.

“PETA EVARI ini merupakan bagian dari kegiatan Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS (Puslit MKPI ITS) untuk ketangguhan Surabaya dalam menghadapi gempa dari program Global Future Cities dengan pendanaan dari UK FCDO,” katanya.

Ide awal dari media pembelajaran ini berasal dari salah satu guru netra dari sekolah YPAB, Tutus Setiawan, untuk pembelajaran orientasi mobilitas.

Baca Juga: Cegah Virus Baru Varian Mu, Komisi IX DPR RI Minta Pintu Masuk ke Indonesia Diperketat

Kemudian, ide ini dikembangkan oleh MKPI untuk pembelajaran jalur evakuasi sebagai upaya peningkatan kapasitas kelompok rentan. “Peningkatan kapasitas kelompok rentan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketangguhan kota Surabaya terhadap bencana,” ujar Retno.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x