Puluhan Ribu Lembaga Pendidikan Vokasi di Indonesia, Ini lah Peran yang Diharapkan

- 10 Oktober 2021, 05:37 WIB
Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Kemendikbudristek menggelar webinar untuk memperingati Hari Batik Nasional 2021, baru-baru ini.
Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Kemendikbudristek menggelar webinar untuk memperingati Hari Batik Nasional 2021, baru-baru ini. /Kemendikbud ristek/

Pelaksana Tugas (plt.) Direktur Kemitraan Penyelarasan DUDI, Saryadi, mengatakan pemanfaatan batik di lingkungan pendidikan vokasi bisa dikaitkan dengan program taut suai (_link and match_).

Saryadi menjelaskan, program taut suai memiliki dari 2.300 perguruan tinggi penyelenggaran pada.vokasi, labih dari 14.000 SMK, dan lebih dari 17.000 lembaga kursus dan pelatihan. Satuan pendidikan vokasi tersebut memiliki konektivitas kompetisi yang erat dengan pengembangan budaya dan batik Indonesia.

Baca Juga: Para Pria Wajib Tahu, Inilah Kesalahan Terbanyak yang Sering Dilakukan Saat Pakai Batik

“Melalui satuan pendidikan vokasi, kita berharap batik-batik hasil kreasi siswa, guru, maupun tenaga kependidikan di satuan pendidikan vokasi dapat berkembang lebih lanjut dan akan menguatkan batik Indonesa yang merupakan warisan budaya Indonesia,” ujar Saryadi.

Ia juga berharap berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan vokasi dapat terus mendukung perkembangan pendidikan vokasi, khususnya perkembangan budaya dan industri batik.

Dua sisi batik sebagai komoditas budaya dan komoditas ekonomi kemudian dibahas oleh Afif Syakur dari Paguyuban Sekar Jagad dalam webinar. Ia mengatakan, batik sebagai komoditas budaya menjadi seni adi luhung bangsa dan menjadi bagian dari filosofis hidup dan karakter bangsa. Sementara batik sebagai komoditas ekonomi diperdagangkan dan dibuat secara profesional, komersial, berkonsep, berkembang, dan kreatif dengan mengikuti perkembangan teknologi dan tren.

Baca Juga: Hari Batik Nasional, Inilah Fakta Tentang Batik yang Pernah Jadi Favorit Nelson Mandela

Menurut Afif, perlu dilakukan riset yang berkesinambungan untuk membuat batik menjadi produk ekonomi yang diminati. Kreativitas dan imajinasi yang dimiliki siswa di satuan pendidikan vokasi bisa menjadi sumber daya untuk pemanfaatan batik secara ekonomi dengan tidak meninggalkan unsur budaya atau etnik.

“Indonesia ini adalah pintu gerbang etnik dunia. Kita ingin ini dibuka sedemikian rupa sehingga bisa disukai siapa pun. Perlu riset untuk membuat produk yang favorit dan risetnya harus dilakukan sejak dini, yaitu pada saat mereka di sekolah dengan kreativitas dan imajinasi siswa sesuai dengan perkembangan zaman,” tuturnya.***

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah