Ratih Megasari Singkaru, Anggota Komisi X DPR RI, juga turut mendukung program IISMA. Menurutnya, kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dunia industri saat ini sangat kompleks.
“Selain hard skill dan ahli dalam bidang tertentu, diharapkan mereka memiliki soft skill, misalnya keahlian dalam bermitra, harus paham berpolitik. Maka kita harus mampu mengantisipasi, di mana value yang bisa kita berikan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang tidak bisa digantikan oleh mesin ataupun otomasi,” ungkapnya saat diskusi.
Dijelaskan Ratih, ada delapan contoh bentuk kegiatan yang menarik pada program MBKM, seperti pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, studi independen, wirausaha, membangun desa, riset, dan proyek kemanusiaan.
Baca Juga: Lomba Debat Mahasiswa Tetap Seru di Tengah Pandemi, Ini Juaranya
Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mempelajari hal-hal baru seperti lingkungan yang baru, serta mendapatkan relasi dan yang paling penting adalah pengalaman baru di luar program studinya. “Pengalaman ini yang mahal banget,” jelas politisi dari Fraksi Nasdem tersebut.
Lebih lanjut disampaikan Ratih, Komisi X DPR RI memberikan dukungan kepada Kemendikbudristek berupa perumusan kebijakan terkait MBKM, penyerapan aspirasi dari pakar dunia pendidikan beserta pemangku kepentingan lainnya yang dilakukan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP), serta merumuskan anggaran untuk pendidikan secara umum dan MBKM secara khusus.
“Kami juga membentuk panitia kerja Kampus Merdeka, di sini kita harus memastikan bahwa pelaksanaan MBKM sesuai dan sejalan dengan pembangunan pendidikan nasional, kebijakan pendidikan yang visioner, tidak berorientasi jangka pendek, dan dapat diimplementasikan secara menyeluruh serta bersinergi dengan DUDI,” tuturnya.
Baca Juga: Segera Daftar, Bantuan UKT Kemendikbud untuk Mahasiswa, Akan Cair September 2021
Selanjutnya, Junaidi, penanggung jawab program IISMA menjelaskan ada beberapa kompetensi yang diharapkan dalam program IISMA.
”Kita meminta perguruan tinggi luar negeri untuk memilih, mengkurasi kuliah yang ada sesuai kompetensi sehingga mata kuliah yang diambil tidak hanya di prodi masing-masing, contohnya mahasiswa komunikasi boleh ambil mata kuliah tentang ekonomi, sosiologi, sains, dan sebagainya,” jelasnya.