Saat Anak Petani Miskin di Garut Selatan Ingin Punya Universitas, Ini Wujudnya Sekarang

- 31 Agustus 2021, 14:08 WIB
Pada Selasa, 31 Agustus 2021 Universitas Al-Ghifari (Unfari) mengadakan Webinar bertema 'Bangkit Mencipta Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'.
Pada Selasa, 31 Agustus 2021 Universitas Al-Ghifari (Unfari) mengadakan Webinar bertema 'Bangkit Mencipta Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'. /UNFARI/

JURNAL SOREANG — Pada Selasa, 31 Agustus 2021 Universitas Al-Ghifari (Unfari) mengadakan Webinar bertema 'Bangkit Mencipta Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'.

Webinar itu dihadiri oleh peserta offline di Universitas Al-Ghifari, dan lebih dari 100 eserta online.

Webinar ini diadakan dalam rangka penutupan rangkaian perayaan Milad ke-19 Universitas Al-Ghifari.

Baca Juga: Pengalaman Ramadhan Rektor Unfari: Didoping Makan Siang Lalu Puasa Lagi Sampai Buka

Dalam webinar tersebut, hadir Rektor Al Ghifari Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si, serta Drs. H. Sali Iskandar, pendiri dan perintis Yayasan Al Ghifari sebagai keynote speaker.

Didin Muhafidin, dalam sambutannya membahas soal Nilai-nilai islam.

Menurut Didin, nilai-nilai Islam itu sejatinya tinggi. Namun negara dengan mayoritas penduduk Islam meninggalkan nilai-nilai tersebut.

Selain membahas mengenai nilai-nilai Islam, Didin juga memberikan apresiasi terhadap prestasi dari Universitas Al-Ghifari yang semakin meningkat.

Baca Juga: Kemendikbud Berikan Izin Operasional untuk Politeknik Sali Al Aitaam, Pendidikan Fokus ke Vokasi

"Alhamdulillah di usia 19 ini, ranking universitas Al Ghifari meningkat," ujar Didin.

Didin juga mengucapkan rasa terimakasih kepada seluruh civitas akademika Universitas Al Ghifari, atas pencapaian-pencapaian yang telah diraih.

"Dulu kita prestasi hanya se-Bandung raya, tetapi kini sudah masuk tingkat nasional," ungkapnya.

Dalam sambutan kedua, pendiri Yayasan Al-Ghifari yaitu Sali Iskandar membahas sedikit mengenai sejarah berdiri Al-Ghifari.

Baca Juga: Kepedulian Politeknik Sali Al Aitaam, Berikan Beasiswa 75 Orang dan Bantuan BIaya Kuliah

Sali Iskandar yang merupakan anak petani miskin di Garut Selatan ini memiliki keinginan kuat untuk mengubah hidupnya.

Pria yang dulu bekerja serabutan asal bisa makan inj menambahkan, berdirinya Yayasan Al-Ghifaru berasal dari keinginannya mempunyai universitas

"ini adalah perjuangan panjang. Tidak ada yang menyuruh, tetapi yang paling penting adalah prosesnya," kata Sali Iskandar.

"Semua ini adalah proses, inilah yang akan kita coba dari sejarah panjang Al-Ghifari," sambungnya.

Mengenai kemajuan dan progress Universitas Al-Ghifari, Sali Iskanadar mengajak kepada seluruh civitas akademika agar berkontribusi penuh terhadap perkembangan Unfari.

Baca Juga: Sali Iskandar: Jangan Mau Digaji Orang Lain

"Mahasiswa, alumni, dosen, rektor harus berjuang semuanya," ujarnya.

"Jangan main-main, kalo Al-Ghifari ingin maju, semua komponen harus bergerak. Kuat, maju dan mandiri," tuturnya.

Ia lalu menyinggung tentang pemimpin dan sikap kepemimpinan yang ada di Yayasan Al-Ghifari.

"Sebagai pimpinan jangan pernah merasa berada di zona nyaman, sebab pasti akan tertinggal," ujar Sali Iskandar.

Baca Juga: Mutiara Hikmah, Abu Dzar Al Ghifari dan Pesan Rasulullah tentang Apa yang Akan Menimpanya

Dalam webinar tersebut, juga hadir dua narasumber yang memberikan materi kepada para peserta.

Dua narasumber tersebut yaitu Dr. H. Gunawan Undang, M.Si, dan Dr. H. Tom Maskun, M.Pd.

Acara webinar penutupan milad ke-19 Unfari ini ditutup dengan pembacaan doa, dan tak lupa pemotongan tumpeng sebagai simbolis Milad ke-19 Universitas Al-Ghifari.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah