Kisah Inspiratif Para Mahasiswa yang Ikut Kompetisi IPA dan Matematika Kala Pandemi

- 3 Agustus 2021, 21:39 WIB
Kemendikbudristek melalui Pusprenas Umumkan Juara Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA)  Nasional 2021.
Kemendikbudristek melalui Pusprenas Umumkan Juara Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) Nasional 2021. /Kemendikbud/

Menanggapi laju ke tingkat nasional, Finalis Matematika Ferdi mengaku dirinya tidak menyangka akan lolos ke tingkat nasional, karena Ia mahasiswa tahun pertama dan belum mendalami materi kompetisi level nasional.

Sedangkan, para kompetitornya lebih senior mulai dari mahasiswa angkatan 2017 hingga 2019. Namun, ketika lolos ke nasional, para dosen dan senior Ferdi di universitas sigap membantu. “Mereka mengajak diskusi dan berbagi pengalaman lomba,” ucap Ferdi mengapresiasi.

“Ketika lulus ke nasional, saya sangat senang. Dari 1.175 yang diseleksi se-Indonesia, saya termasuk satu dari 65 Finalis Matematika,” ungkap Ferdi yang mengaku gembira bisa bertanding sportif dengan teman-teman dari seluruh Indonesia.

Begitu pula Regita dan Kenny, awalnya tidak berharap banyak bisa masuk ke tingkat nasional. “Tapi ketika coba buka pengumuman, ternyata ada nama saya. Terharu, tidak menyangka,” ujar Regita. 

Baca Juga: Top, Empat Tim Mahasiswa Indonesia Juarai Kompetisi Internasional Inovasi Kendaraan Hemat Energi 2021

Sementara itu, Finalis Biologi Nisa mengaku KNMIPA 2021 adalah kali ketiga baginya. “Tapi, baru kali ini saya sampai lulus ke nasional. Saya tidak banyak berharap lulus, saya hanya berusaha semaksimal mungkin. Saya penasaran, kenapa dua kali mencoba belum tembus ke nasional. Almarhum Ayah saya pensiunan PNS dan Ibu saya bekerja rumah tangga. Saya ingin membanggakan keluarga,” ucap anak kedua dari dua bersaudara ini yang amat bersyukur didukung keluarga dan kampusnya.

Mengatasi rasa khawatir dalam kompetisi, Ferdi mengaku dirinya memilih berdoa dan mengerjakan hal lain. “Mengalihkan pikiran, agar tidak tegang,” ucap dia. Ferdi pun mengaku harus berpisah sementara dari keluarga di Bone untuk mengikuti kompetisi di kampusnya di Kota Makassar.

Kendala yang dihadapi peserta hampir seragam. Hampir seluruh finalis ini mengikuti lomba dari rumah atau kos. Herliana, Rizal, dan Nisa mengaku tantangan terbesar lomba daring adalah jaringan internet.

Baca Juga: Fakultas Saintek UIN SGD Bandung Akan Gelar Kompetisi Riset Bertaraf Internasional Secara Virtual

“Jaringan kadang macet dan hilang, apalagi saya ikut lomba dari rumah,” ucap Nisa. Senada dengannya, Kenny mengatakan, “Saya pasang wi-fi di rumah. Harus ada rencana B kalau wi-fi putus, yaitu harus punya kuota,” ucap Kenny.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x