Bedah Buku Kurikulum SMP Dari Masa Hindia Belanda Hingga Kini, Kurikulum Dipengaruhi Kebijakan Politik

- 9 Juli 2021, 09:37 WIB
Guru besar UPI abandung, Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed, yang akan mengisi bedah buku “Kurikulum SMP Dari Masa Hindia Belanda Hingga Kini” karya Prof. Dr. Said Hamid Hasan, MA pada   15 Juli 2021 via aplikasi zoom.
Guru besar UPI abandung, Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed, yang akan mengisi bedah buku “Kurikulum SMP Dari Masa Hindia Belanda Hingga Kini” karya Prof. Dr. Said Hamid Hasan, MA pada 15 Juli 2021 via aplikasi zoom. /Istimewa/

 

 

JURNAL SOREANG- Program Studi Pendidikan Sejarah, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) akan menyelenggarakan bedah buku “Kurikulum SMP Dari Masa Hindia Belanda Hingga Kini” karya Prof. Dr. Said Hamid Hasan, MA pada   15 Juli 2021 via aplikasi zoom.

Kegiatan ini dengan menggandeng Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah Se- Indonesia (P3SI), serta melibatkan beberapa pakar dari kalangan akedemisi. Terbuka untuk umum baik para Dosen, Guru SMP dan Guru SMA, Mahasiswa dan lainnya. 

Buku tersebut akan diulas oleh penulis sendiri dan akan dibedah oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A (UGM), Prof. Dr. Reiza D, Dienaputra, M.Hum (UNPAD), Dr. Lukman Najamudin, M.Hum (UNTAD), dan Prof. Dr. Nana Supriatna, M. Ed (UPI), serta Dr. Wawan Darmawan, M.Hum (UPI).

Baca Juga: Pembentukan Kurikulum Merdeka Belajar Tak Bisa Instan, Sesuaikan dengan Pengguna Lulusan Perguruan Tinggi

Menurut Prof. Dr. Nana Supriatna, M. Ed, buku ini memberikan gambaran perkembangan kurikulum SMP dan pengaruh politik pada perkembangan pemikiran tentang kurikulum dari masa Hindia Belanda, Masa Pendudukan Jepang, hingga masa kemerdekaan.

Prof. Said Hamid Hasan, M.A termasuk produktif menulis artikel dan buku tentang kurikulum dan Pendidikan Sejarah, di antara tulisannya banyak ditemukan dalam bentuk artikel.

"Kurikulum adalah suatu kebijakan publik karena kurikulum yang dinyatakan berlaku dan berdampak kepada kehidupan sebagian terbesar  masyarakat, berdampak kepada pembiayaan (cost) yang dikeluarkan pemerintah dan masyarakat, berdampak kepada  kehidupan bangsa di masa mendatang, dan memiliki keterikatan dengan tata kehidupan masyarakat yang dilayani kurikulum," kata Nana.

Baca Juga: Industri Terlibat dalam Review Kurikulum SMK Berbasis Link and Match

Oleh karena itu kurikulum tidak mungkin menjadi suatu keputusan/kebijakan apabila tidak mendapat dukungan politik (politically viable). 

"Aspek kurikulum yang paling banyak berkenaan dengan unsur politik adalah aspek ide kurikulum," katanya.

Arah dan perkembangan kurikulum pada masa kemerdekaan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan kurikulum pada masa sebelumnya dan bahkan harus diakui bahwa pengaruh tersebut masih berlangsung sampai saat sekarang.

"Meskipun demikian, kompleksitas permasalahan sangat tinggi antara kedua masa tersebut, terutama disebabkan oleh adanya perbedaan suasana politik dan kehidupan kenegaraan," ujarnya.

Baca Juga: Kembangkan SMK, Kemendikbud Ajak Industri Reviu Kurikulum, Selama Ini Banyak Lulusan SMK Nganggur

Kurikulum pada sistem pendidikan dikembangkan untuk mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi warganegara yang aktif dan produktif dalam mengembangkan kehidupan individu dirinya, masyarakat dan bangsanya.

"Pendidikan memiliki suatu keunikan, di satu sisi merupakan bagian kebudayaan, namun di sisi lain merupakan bentuk proses pembudayaan (enculturation) yang sifatnya spesifik, berbeda antara satu masyarakat dengan yang lainnya," ucap Nana.

Pendidikan adalah upaya sosial-budaya yang sangat penting dan menentukan dalam memperkenalkan tantangan, kemampuan yang dimiliki serta sikap masyarakat bangsa waktu itu dalam menghadapi tantangan dan memberikan jawaban.

Baca Juga: DPR: Pemerintah Lupa Cantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia Jadi Kurikulum Wajib di Perguruan Tinggi?

"Demikian pula dengan perubahan tantangan yang dihadapi dari waktu ke waktu, dan bagaimana masyarakat bangsa mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan sikapnya dalam menjawab perubahan-perubahan tantangan tersebut," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah