Gelar Lokakarya, KBRI Bangkok Tak Mau Main-main Soal Akreditasi Sekolah Indonesia Bangkok

- 27 Juni 2021, 09:30 WIB
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menggelar Lokakarya (workshop) Instrumen Akreditasi. Lokakarya tersebut diikuti oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Bangkok, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan SIB yang berlangsung secara daring dan luring pada 22 hingga 24 Juni 2021, di ruang pertemuan Anantara Huahin-Resort, Bangkok, Thailand.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menggelar Lokakarya (workshop) Instrumen Akreditasi. Lokakarya tersebut diikuti oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Bangkok, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan SIB yang berlangsung secara daring dan luring pada 22 hingga 24 Juni 2021, di ruang pertemuan Anantara Huahin-Resort, Bangkok, Thailand. /Kemendikbudristek/

“Untuk mencapai tujuan bersama yaitu mempertahankan akreditasi A (unggul), mari kita saling berkoordinasi dan jaga kebersamaan,” tutur Atdikbud Achmad.

Kepala Sekolah SIB, Susianto mengapresiasi Dubes RI dan Atdikbud yang telah berkontribusi besar kepada SIB. Susianto, dalam laporannya mengatakan tujuan lokakarya ini adalah agar para guru SIB dapat menyusun administrasi dokumen yang baik dan sesuai dengan Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP 2020) dengan bantuan pendampingan narasumber dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) S/M D.I. Yogyakarta yang sudah berpengalaman.

Baca Juga: Anggota DPR Pertanyakan China Kembalikan Produk Perikanan Indonesia yang Terindikasi Terpapar Virus Covid-19

Narasumber pada hari pertama, Ahmad Ma’ruf dari BAN menyampaikan tentang mutu lulusan dan proses pembelajaran.

“Akreditasi berdasarkan kinerja, IASP 2020, tidak lagi mengutamakan administrasi, tetapi lebih berbasis pada kondisi yang sesungguhnya di lapangan melalui observasi, telaah dokumen, wawancara, dan angket,” ujar Ahmad Ma’ruf.

Narasumber dari BAN selanjutnya, Kulsum Mur Hayati menambahkan akreditasi berbasis kinerja merupakan professional judgement yang menggunakan instrumen trianggulasi.

“Mencocokkan data dari berbagai sumber, bisa peserta didik, guru, dan juga masyarakat yang sebagian besar dilakukan melalui wawancara, sedangkan angket hanya dilakukan apabila ada kasus perundungan,” ucapnya.

Baca Juga: KBRI Bangkok Gelar IndoFest di Nakhon Phatom Rajabhat University, Ini Bentuk Festivalnya

Selanjutnya pada hari kedua, narasumber dari BAN Mugiyanta melakukan bedah komponen akreditasi manajemen sekolah dan komponen mutu guru bersama Kulsum Mur Hayati.

Pada hari terakhir, Atdikbud Achmad bersama Kepala Sekolah SIB mengulas tentang evaluasi instrumen akreditasi, baik SD, SMP, maupun SMA.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah