Pembelajaran Jarak Jauh Juga Harus Tetap Jujur Termasuk Saat Ujian Daring

- 30 Mei 2021, 09:51 WIB
Ilustrasi belajar daring atau online. Dengan adanya teknologi sehingga pemerataan belajar bisa tercapai, namun harus tetap menjunjung kejujuran saat belajar maupun ujian daring.
Ilustrasi belajar daring atau online. Dengan adanya teknologi sehingga pemerataan belajar bisa tercapai, namun harus tetap menjunjung kejujuran saat belajar maupun ujian daring. /Pixabay/Kaboompics

JURNAL SOREANG- Kemendikbudristek kembali menggelar siniar #PojokDikbud, dengan mengusung tema “Membangun Indonesia dengan Integritas”. Siniar kali ini menghadirkan Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang, sebagai narasumber. Dalam siniar ini, Chatarina banyak membahas tentang cara mempertahankan integritas dalam pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19.

Siniar yang mulai ditayangkan di kanal YouTube Kemendikbud RI baru-baru  ini berbeda dari siniar #PojokDikbud sebelumnya. Kali ini siniar dipandu oleh Audrey dan Nayla, siswi dari SMA Negeri 3 Jakarta yang mewakili OSIS dan klub jurnalistik.

Dalam kesempatan tersebut, Chatarina menyampaikan definisi integritas setelah mendapat pertanyaan dari pemandu acara. Chatarina menjawab, integritas itu mengatakan apa yang dilakukan, dan melakukan apa yang dikatakan. “Jadi, kita harus jujur dan konsisten. Bahkan, kita harus lebih baik dari apa yang kita katakan tentang kita,” tuturnya melanjutkan penjelasan tentang definisi integritas.

Baca Juga: Hasil Survei GSM Ungkap Siswa Tidak Menyenangi PJJ karena Alasan Ini

Chatarina menyorot fenomena anak remaja zaman sekarang yang lebih bisa terbuka pada teman-teman, dibandingkan dengan orang tuanya sendiri. “Mungkin karena anak takut dimarahi orang tua bila jujur. Padahal, bila orang tua memarahi anaknya menurutnya karena rasa sayang, bukan benci,” terangnya.

Chatarina juga menekankan pentingnya beriman pada Tuhan untuk menjaga kita selalu berbuat jujur. Hal paling sederhana ditunjukkan dengan takutnya kita melanggar peraturan, karena pasti Tuhan mengetahuinya.

“Kita jangan bangga bila kita bolos namun tidak ketahuan. Atau melanggar peraturan lalu lintas dan tidak ditangkap polisi. Padahal kita harus tahu melanggar peraturan itu membahayakan kita. Kita harus membangun budaya malu untuk melanggar peraturan,” ujarnya.

Selanjutnya, Irjen perempuan pertama dalam sejarah Kemendikbudristek ini juga membahas tentang cara untuk mempertahankan integritas dalam PJJ. Ia mengatakan, penting bagi orang tua menanamkan pada anak bahwa nilai itu bukanlah yang terpenting di sekolah.

Baca Juga: Dampak Negatif Satu Tahun PJJ, Banyak Siswa dan Guru yang Stres

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x