Sebanyak 60 Persen Guru Masih Gaptek, Nah Lho

10 November 2020, 15:13 WIB
STAF Humas SMP Assalaam, Egi, mengambil gambar guru yang sedang menerangkan mata pelajaran untuk disebarkan kepada para siswa. Masih banyak guru yang masih gaptek. /SARNAPI/

JURNAL SOREANG- Program digitalisasi sekolah yang akan didanai Kemendikbud Rp 3 triliun pada tahun depan ternyata belum didukung sumber daya guru. Hal itu disebabkan 60 persen guru di Indonesia masih gagap teknologi alas gaptek.

"Program digitalisasi sekolah ini jangan sebatas bagi-bagi laptop, proyektor dan peralatan teknologi informasi, tapi bagaimana kesiapan sumber daya manusia terutama guru dan tenaga kependidikan," kata Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Fakih, dalam pernyataannya, Selasa, 10 November 2020.

Wakil rakyat asal Tegal, Jawa Tengah ini menambahkan, survei yang dilakukan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud pada akhir 2018
menunjukkan 60 persen guru masih gagap teknologi informasi.

Baca Juga: Bupati: Bank Emok Adalah Aliran Sesat

"Perkembangan sekarang kita belum tahu, apakah masih sama atau ada pengurangan guru yang gaptek,” urainya.

Survei itu menyebut dari total guru yang ada di Indonesia, baru 40 persen yang melek dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). "Selebihnya, masih 60 persen guru masih gagap dengan kemajuan di era digital ini.

Kami meminta peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama guru dan tenaga kependidikan menjadi prioritas pemerintah terlebih dahulu," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi: Harus! 2025 Semua Tanah di Indonesia Sudah Bersertifikat, Termasuk Lahan Tempat Ibadah

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, kreatifitas dan kualitas pendidik benar-benar diuji untuk menjamin kegiatan belajar mengajar tetap kondusif secara virtual.

"Setiap program Pendidikan nasional semestinya juga memperhatikan kondisi kelokalan yang menjadi sasaran. Mas Menteri (Nadiem Makarim) ini nampaknya kurang dapat dukungan data yang cukup. Sebaiknya walaupun Think globally, tapi harus tetap Act Locally sesuai data lapangan yang bahkan sudah tersedia dan telah dirilis oleh Kemendikbud sendiri,” katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler