Peluncuran Indonesian Heritage Agency, Berikut Penegasan Mendikbudristek Nadiem Makarim

24 Mei 2024, 06:14 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim secara resmi meluncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA) di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada Kamis malam 16 Mei 2024. /Kemendikbduristek /

JURNAL SOREANG - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim secara resmi meluncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA) di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada Kamis malam 16 Mei 2024.

Turut hadir para pejabat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, perwakilan negara sahabat, sejumlah tokoh, serta pelaku seni dan budaya. Hal ini menunjukkan komitmen gotong royong yang melibatkan semua pihak dalam upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah Indonesia.

Suasana terasa makin istimewa ketika dalam mengawali sambutannya, Mendikbudristek membuka dengan sepenggal puisi mendiang sastrawan Joko Pinurbo, “Jogja Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan”.

 

Puisi tersebut menjadi pilihan, karena menurutnya, identitas kota ini tidak lepas dari nilai-nilai sosial, keramahtamahan, dan rasa kekeluargaan.

Jogja adalah tempat yang lebih dari sekadar destinasi wisata, yakni tempat di mana hati dan pikiran merasa nyaman, seperti di rumah sendiri.

Melanjutkan sambutannya, Mendikbudristek menyampaikan bahwa perjalanan lima tahun gerakan Merdeka Belajar dan lahirnya IHA menandai langkah bersama menuju keberlanjutan transformasi dunia pendidikan dan ekosistem kebudayaan Indonesia.

Pada kesempatan ini, ia juga menekankan pentingnya peran museum dan cagar budaya sebagai sarana pembelajaran yang mendukung inisiatif Merdeka Belajar di ruang publik.

Baca Juga: Kemendikbudristek Akan Luncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA), Berikut Tugas Lembaga Ini

Mendikbudristek menjelaskan, ini saatnya kita mengambil langkah berani untuk mentransformasi museum dan cagar budaya yang kita miliki.

"Ini saatnya kita menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang belajar yang terbuka, inklusif, dan mendukung perwujudan pembelajar sepanjang hayat,” tuturnya.

Ia berharap, masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses revitalisasi dunia permuseuman dan cagar budaya Indonesia. Sebab, menurutnya wajah museum saat ini terutama yang telah direvitalisasi sangat menggugah imajinasi, wawasan, dan pengetahuan pengunjung.

 

Nadiem memuji dan mencontohkan keberhasilan revitalisasi Museum Song Terus di Pacitan yang dapat menjadi acuan bagi pengelola museum di berbagai kota di Indonesia.

“Jadikan museum dan cagar budaya sebagai tujuan wisata edukasi, dan bawa serta anak-anak kita untuk mengenal dan mempelajari jati diri bangsa dan akar budayanya,” ajaknya penuh antusias.

Peluncuran IHA dibuka dengan sederetan pertunjukan seniman Yogyakarta, termasuk Jogja Hip Hop Foundation. Para pengunjung juga menyaksikan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang tercermin apik melalui berbagai penampilan yang menggabungkan elemen seni pertunjukan dan keindahan visual.

Baca Juga: Menparekraf: Belitong Heritage City Walk Street Carnival Perkuat Potensi Wisata Sejarah di Belitung

Seperti video mapping tentang sejarah Museum Benteng Vredeburg dan pertunjukan air mancur menari yang memukau. Pengunjung dan masyarakat malam itu menjadi saksi hadirnya ‘wajah’ baru Museum Benteng Vredeburg.

Transformasi pada museum ini memberikan gambaran konkret tentang langkah awal standardisasi yang akan diterapkan secara bertahap pada semua museum dan cagar budaya di bawah IHA.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler