Peringati Hari Anak Sedunia, Kemendikbudristek Perkuat Pesan Bahagia tanpa Perundungan Melalui Acara Ini

24 November 2023, 05:48 WIB
Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada Senin 20 November 2023, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia menyelenggarakan kegiatan webinar Roots Day Nasional. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG – Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada Senin 20 November 2023, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia menyelenggarakan kegiatan webinar Roots Day Nasional.

Kegiatan tersebut sejalan dengan tema Hari Anak Sedunia tahun ini yaitu Bahagia tanpa Perundungan.

Sebagaimana diketahui, program Roots Anti Perundungan Indonesia juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan, bebas dari kekerasan salah satunya perundungan.

 Pada kegiatan Roots Day Nasional itu, hadir Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek, Iwan Syahril, yang juga didapuk menjadi moderator. Ia menyampaikan bahwa isu perundungan merupakan permasalahan yang sangat serius dan harus ditangani secara bersama-sama.

“Program Roots ini menjadi salah satu strategi paling efektif dan sudah terbukti sangat baik dalam menangani perundungan pada ekosistem pendidikan di Indonesia,” ujar Iwan.

Seperti diketahui, isu perundungan di dunia pendidikan merupakan isu serius yang harus kita berantas. Berdasarkan data, di antara negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), rata-rata terdapat 23 persen siswa usia sekolah yang menyatakan bahwa mereka mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam satu bulan terakhir.

Baca Juga: Intoleransi dan Perundungan atau Bullying Kian Marak, Begini Catatan Kemendikbudristek

Hasil jajak pendapat UNICEF tahun 2019 melalui U-Report terhadap 2.777 anak muda Indonesia berusia 14 sampai 24 tahun, terdapat 45 persen diantara mereka mengalami perundungan daring.

“Tentu kita berharap, melalui kegiatan Roots Day Nasional ini akan semakin banyak sekolah yang terinspirasi untuk menerapkan Roots sebagai program bersama dalam mengatasi perundungan. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar dan beraktivitas dengan baik di sekolah,” tutur Iwan.

Kegiatan Roots Day Nasional diikuti lebih dari seribu fasilitator guru dan siswa agen perubahan yang bergabung melalui daring serta 14 ribu lebih peserta dari unsur dinas pendidikan dan guru lainnya yang menyaksikan lewat siaran langsung pada kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI.

 

Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran peserta didik serta pendidik terhadap isu perundungan, pencegahan perundungan, hingga pentingnya kesehatan mental anak sebagai langkah awal pencegahan kekerasan.


“Lewat kegiatan ini juga diharapkan akan memperkuat komitmen kita sebagai bagian dari ekosistem pendidikan, baik dari kementerian maupun satuan pendidikan untuk berinisiatif melakukan pencegahan kekerasan yang lebih nyata,” lugas Rusprita.

Ia mengungkapkan sejak tahun 2021, program Roots Anti Perundungan Indonesia telah menjangkau lebih dari 10 ribu satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK serta telah mencetak lebih dari 20 ribu fasilitator guru dan lebih dari 50 ribu siswa agen perubahan.

 

Program Roots juga sekaligus merupakan bentuk nyata program pencegahan perundungan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler