Padukan Ilmu Informatika dan Ilmu Agama, Sumarsono Raih Doktor di UIN Sunan Kalijaga

5 Juli 2023, 08:12 WIB
Sumarsono jadi doktor ke-8 PAI UIN Sunan Kalijaga setelah padukan ilmu informatika dan ilmu agama /Uut

 

 

JURNAL SOREANG, YOGYAKARTA – Berhasil memadukan ilmu informatika dan ilmu agama, dosen fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sumarsono, berhasil meraih doktor di kampusnya, Selasa (4/7/2023).

 

Sumarsono berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul “Pengembangan model pembelajaran ranah afektif melalui massive open online course system pada program studi Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi keagamaan Islam” di hadapan tim penguji .

 

Dengan keberhasilannya itu maka Sumarsono Ia menjadi doktor ke-8 pada program Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, dan lulus dengan predikat cumlaude.

Baca Juga: Nonmuslim Silakan Daftar, UIN Sunan Kalijaga Buka Jalur Mandiri Portofolio Keberagaman 

Dalam ujian terbuka di UIN Sunan Kalijaga promovendus mengungkapkan, pembelajaran melalui massive open online course system (MOOCs) lebih mengedepankan pencapaian ranah kognitif dan psikomotorik. Karena itu, ia mencoba mengakali potensi sistem tersebut untuk dikembangkan pada ranah afektif.

 

Dengan pendekatan design based research , Sumarsono menemukan rancangan model pembelajaran afektif yang mampu menutup kelemahan MOOCs selama ini.

 

“Model ini mampu mendorong setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam analisis kritis dan bahkan berkontribusi dalam pembentukan sikap perilaku yang baik,” kata Sumarsono.

Baca Juga: Wakil Rektor UIN Yogyakarta : Mapan Dulu Baru Menikah 

Bertindak sebagai ketua sidang adalah dekan FITK, Prof Dr Sri Sumarni, yang didampingi Prof Dr Sukiman, Prof Dr Sutrisno, dan Dr Agung Fatwanto. Adapun para pengujinya adalah Prof Dr Sigit Purnama, Dr Bambang Riyanta, Dr Bambang Sugiantoro, dan Dr Nurhadi, MA.

 

Di hadapan tim penguji, Sumarsono menjelaskan beberapa tantangan untuk menerapkan MOOCs. Diantaranya : penyelesaian akhir mahasiswa dalam pembelajaran afektif MOOCs masih rendah, keterlibatan dosen menyusun Capaian Pendidikan belum optimal, realisasi kurikulum OBE (Outcome Based Education), CP dan CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) belum optimal.

 

Selain itu, program studi PAI (Pendidikan Agama Islam) menurutnya juga belum memiliki instrumen pembelajaran dan penilaian sikap yang memadai.

Baca Juga: Harsawardana Optimis Bisa Dukung Transformasi di Lingkungan Instiper  

Sumarsono berhasil mengidentifikasi bahwa pembelajaran ranah afektif di MOOCs membutuhkan waktu khusus, pemberian hadiah bagi reviewer eksternal perlu dilakukan, dan model pembelajaran afektif perlu ditunjukkan. Pasalnya, mahasiswa memiliki ketertarikan pada bagian sharing pengalaman, dan model ini memberi pengembangan berfikir kritis mahasiswa.

 

Ia mengklaim, penelitian ini cukup penting karena karakternya yang multidisipliner dan berhasil mengintegrasikan antara ilmu informatika dan ilmu agama Islam yang selama ini menjadi misi UIN Sunan Kalijaga.

 

Sementara itu, promotor 1 Prof Dr Sutrisno menyatakan, topik yang diteliti Sumarsono cukup menarik yang dibutuhkan tidak hanya oleh UIN Sunan Kalijaga tapi juga di lingkungan PTKI secara umum.

Baca Juga: Sleman akan Terapkan 5 Hari Sekolah, Anak SD-SMP Pulang Lebih Sore         

“Usaha terpenting yang dilakukan Sumarsono, adalah mengawinkan dua disiplin ilmu : teknik informatika dengan pendidikan agama Islam. Ada integrasi keilmuan yang memiliki lahan penelitian yang sangat luas ke depannya,” kata Sutrisno.

***

 

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –

 

 

 

 

Editor: Drs Tri Jauhari

Tags

Terkini

Terpopuler