Hadiri Education World Forum di Inggris, Ini Kata Nadiem dalam Forum Menteri Pendidikan Terbesar di Dunia

14 Mei 2023, 07:05 WIB
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Eropa, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memenuhi undangan pemerintah Inggris untuk menghadiri Education World Forum (EWF) yang berlangsung pada 7–10 Mei 2023. /Kemendikbudristek/

 

JURNAL SOREANG- Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Eropa, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memenuhi undangan pemerintah Inggris untuk menghadiri Education World Forum (EWF) yang berlangsung pada 7–10 Mei 2023.

Mendikbudristek menjadi salah satu pembicara pada Sesi Panel 1 bersama Jaime Saavedra, Direktur Global Pendidikan, Bank Dunia; Fayval Williams, Menteri Pendidikan dan Pemuda Jamaika; dan Colin Hughes, Direktur Assessment and Qualification Alliance (AQA).

Di hadapan para menteri dan delegasi dari 180 negara, Menteri Nadiem memaparkan visi misi, praktik baik, serta capaian dari Merdeka Belajar sebagai kebijakan transformatif di bidang pendidikan yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek.

 

Berawal dari kesadaran akan situasi pembelajaran yang masih butuh banyak peningkatan, kemudian diperparah oleh pandemi COVID-19, Kemendikbudristek menghadirkan Merdeka Belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan menjadikan proses belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar di Indonesia.

“Untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat, kita perlu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak kita,” terang Menteri Nadiem.

Lebih lanjut, Mendikbudristek menjelaskan tiga terobosan besar yang digerakkan melalui Merdeka Belajar. Pertama, mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Baca Juga: Refleksi Pemuda pada Peringatan Hardiknas 2023, Begini Pesan Mas Menteri Nadiem Makarim

Di samping itu, AN juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Terobosan yang kedua adalah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela. “Jika sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini kami melakukannya dengan cara yang berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan secara sukarela. Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” jelas Menteri Nadiem.

Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30–40% guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam, mengalokasikan 20% untuk pembelajaran berbasis projek.

 

Kurikulum juga memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Transformasi ketiga berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

“Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” terang Nadiem, menekankan pada transformasi sistem pendidikan yang holistik.***

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler