Peran Perpustakaan dalam Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi pasca Pandemi dengan TPBIS

13 April 2023, 13:32 WIB
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando menjelaskan program TPBIS. /

 

JURNAL SOREANG - Transformasi perpustakaan sebagai ruang publik terbuka diperlukan untuk menggeser mindset lama tentang perpustakaan.

Hal tersebut juga diperlukan untuk meningkatkan literasi masyarakat dengan peningkatan kualitas dan fasilitas perpustakaan.

Dua hal tersebut dapat terwujud dengan pelaksanaan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang sudah berjalan selama empat tahun.

Baca Juga: TNI AL Buka Program Mudik Gratis Naik Kapal Perang, Cek Syaratnya Sangat Mudah!

Program TPBIS telah mampu membuat perpustakaan menjadi pusat pengetahuan, inovasi, kreatifitas dan wahana belajar bagi masyarakat dan bahkan mendorong pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.

Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, mengatakan, program TPBIS ini menyasar pada masyarakat yang termarjinalkan.

Masyarakat di daerah kumuh, masyarakat di daerah miskin, petani kecil, petambak kecil, buruh, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sampai ibu-ibu rumah tangga dapat mengakses perpustakaan.

Baca Juga: Jangan Heran Dulu! Ternyata 9 Weton Ini Kaya Sebab Anugerah Puasa, Pekan Ketiga Ramadhan banjir Rezeki THR!

"Melalui program ini, masyarakat diberi pelatihan untuk meningkatkan skill melalui buku-buku terapan yang ada di perpustakaan," kata Syarif, dalam talkshow dengan tema ‘TPBIS Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi pasca Pandemi’, Kamis, 13 April 2023.

Tujuan program ini, Syarif melanjutkan, Ciri negara maju adalah negara yang mampu memberikan solusi pada tingkat paling bawah dengan menyelesaikan masalah diawali dari akar rumput.

“Ini tidak relevan melekat pada siapapun yang berposisi sebagai penyelenggara negara. Jadi, memang harus inklusif. Jika dahulu perpustakaan tradisional hanya mengumpulkan buku, dan menunggu masyarakat membaca, namun kini sudah berubah.”

Baca Juga: AMAZING! Kontestan Top 4 Indonesian Idol 2023 Ini 10 Kali Beruntun di Posisi Aman, Favorit Lolos ke Big 3?

Abad ke-18 perpustakaan menjadi simbol bagi para bangsawan, dan penguasa. Maka perpustakaan di era modern bagaimana caranya bisa menjangkau masyarakat. Paling fundamental adalah tentang bagaimana menumbuhkan budaya baca.

“Jangan mengajak membaca kepada orang yang sedang lapar. Tapi, harus punya strategi bagaimana untuk melirik buku yang ada solusi jalan keluar dari masalah ekonomi, khususnya saat pandemi,” beber Syarif.

Dalam pelaksanaan program TPBIS ini, pihaknya tidak pernah memandu masyarakat untuk memilih keahlian tertentu. Perpustakaan justru menyesuaikan dengan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki sesuai dengan potensi yang ada.

Baca Juga: RAMALAN CINTA ! Hari Ini Capricon, Aquarius dan Pisces Dapatkan Kembali Kekuatan dan Kepercayaan Diri

“Kami akan berkontribusi untuk mengoptimalkan dengan seluruh kemampuan untuk memfasilitasi sumber informasi yang relevan,” lanjutnya.

Adapun mekanisme TPBIS, sambung Syarif, Perpusnas membuka ruang kepada pemerintah daerah mulai dari rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), kepala desa/lurah hingga ke kepala daerah.

TPBIS yang dijalankan di perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/kelurahan dinilai efektif dan manfaatnya dirasakan masyarakat. TPBIS merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

Baca Juga: Personality Test: Cari Tahu Apakah Karakter Anda Sudah Dewasa atau Masih Kekanak-Kanakan?

“Pesan Bung Karno yakni berdiri di atas kaki sendiri, diawali dari imajinasi dengan membaca buku (terapan),” ucap Kepala Perpusnas.

Menurut Syarif, pelatihan dan peningkatan skill untuk masyarakat termarjinalkan ini sangat penting. Sebab, mereka selama ini miskin karena empat hal. Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan yang kurang. Kedua, inovasi dan kreativitas yang minim. Ketiga, akses terhadap permodalan yang kurang. Keempat adalah kultur masyarakat yang lebih banyak bertutur dibanding membaca.

Adapun sejak 2018, program TPBIS telah melaksanakan pendampingan ke 34 provinsi. Selama hampir lima tahun berjalan, program TPBIS telah menyentuh lebih dari dua juta penerima manfaat, dari target awal sebanyak 100 ribu orang. Hal ini menunjukkan animo masyarakat yang besar, dan sudah banyak masyarakat yang merasakan manfaat positif program ini dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Baca Juga: Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Kelapa dan Temukan Fakta Menarik Ini

Apalagi, TPBIS mampu menjadi penyelamat bagi jutaan orang yang mengikutim program ini di saat masa Pandemi Covid-19. Telah banyak orang yang beralih profesi, bahkan meningkatkan skill mereka, dan bangkit dari keterpurukan ekonomi. Perpusnas RI telah menargetkan mininal satu juta content creator dari seluruh Indonesia.

“Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan,” tegasnya.

“Kami juga akan mengajak seluruh stakeholder, khususnya pemerintah agar berbagi. Sehingga program TPBIS bukan hanya menjangkau 1.000 hingga 2.000 orang saja. Tapi bisa lebih dari itu. Untuk biaya hampir nggak ada, karena belajar dilakukan dari rumah. Tapi bagaimana melihat potensi yang dikembangkan pasar. Kami juga menggalang kerjasama dengan sejumlah startup agar memberikan pelatihan jika ingin masuk pasar online,” jelasnya.

Baca Juga: Mulai Desember WhatsApp Tidak Bisa dipakai Lagi Pada Ponsel Lama Ada Iphone Hingga Samsung

Program TPBIS pun disambut antusias oleh Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan. Ia mendukung, dan mengapresiasi program terobosan Perpusnas, yang menurutnya melebihi tugas serta tanggung jawab yang semestinya.

Perpusnas langsung jemput bola, dan programnya memang kena betul ke masyarakat. Sudah berjalan sejak 2018, ini perlu adjustment sana sini, dan komitmen besar pemerintah,” serunya.
Politisi dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta ini menyebut, hadirnya Perpusnas bukan hanya mengajarkan teknis saja, tapi bagaimana mengembangkan diri sesuai dengan minat, dan bakat. “Banyak hal ditawarkan kalau sudah masuk buku, daya imajuinasi kemudian berkembang juga,” ucap Putra.

Terobosan Perpusnas luar biasa. Harus dapat dukungan penuh dari sisi anggaran. Sebab, TPBIS harus jadi program prioritas karena langsung menyentuh ke masyarakat. Secara sadar maupun tidak, mampu mengajak masyarakat agar gemar membaca. Bisa perbaiki hidup, menemukan tujuan, dan memperbaiki skill. Dengan membaca, bisa mengembangkan diri. Membaca pula akan merubah, dan memperbaiki penghasilan,” urai mantan penyiar berita di berbagai televisi swasta ini.

Baca Juga: Amalan Doa Hari ke 22 Ramadhan, Tempatkan Aku di Dalam Surgamu

Putra menuturkan, dari program TPBIS masyarakat yang mendapatkan pelatihan mampu mengembangkan kemampuannya untuk menjadi mata pencaharian. Misal jika mau berdagang, bisa mencari pinjaman lunak ke bank-bank BUMN, mendapatkan pelatihan UMKM dari (badan) ekonomi dan kreatif untuk pengemasan produk dalam menjual dagangannya. “Ketika sudah kolaborasi dan berani keluar, kementerian akan menyambut,” pungkasnya.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Tags

Terkini

Terpopuler