JURNAL SOREANG - Therapy drama adalah penggunaan proses drama atau teater secara sengaja untuk mencapai tujuan terapeutik.
Terapi drama juga adalah praktik yang diwujudkan aktif dan ditangani oleh yang berpengalaman.
Pendekatan ini dapat memberikan konteks bagi peserta untuk menceritakan kisah mereka, menetapkan tujuan dan memecahkan masalah, mengungkapkan perasaan, atau mencapai katarsis.
Melalui drama, kedalaman dan keluasan pengalaman batin dapat dieksplorasi secara aktif dan keterampilan hubungan interpersonal dapat ditingkatkan.
Baca Juga: Maret Mangku Emas! 10 Weton Ini Akan Jadi Ratu Rezeki dan Wong Sugeh, Cuan Meluber Pol Selamat Ya
Terapi drama menggunakan kekuatan teater dan mendongeng untuk memfasilitasi pertumbuhan dan penyembuhan pribadi.
Menurut The Association for Child and Adolescent Mental Health, terapi drama dimulai pada abad ke-18 di Eropa.
Meskipun orang menggunakan tarian dan mendongeng sebelum ini, praktisi kesehatan mental baru menggunakan pendekatan tersebut.
Drama menjadi suatu bentuk rekreasi, dengan orang-orang membuat drama dan mengeksplorasi masalah mereka.
Itu memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi emosi mereka di lingkungan yang aman dan terkendali.
Itu berkembang hingga menjadi lebih fokus, dengan para praktisi membantu mendefinisikannya kembali sebagai terapi di abad ke-20.
Ini adalah pendekatan aktif dan pengalaman yang dapat membantu orang mengatasi berbagai masalah, termasuk trauma, penyakit mental, masalah hubungan, dan penetapan tujuan pribadi.
Terapis drama membantu orang mengeksplorasi emosi yang sulit, memproses pengalaman masa lalu, dan mengatasi situasi kehidupan yang menantang.
Terapi drama mempertahankan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kapasitas bawaan untuk ekspresi kreatif.
Ketika individu menjelajahi kehidupan batin mereka melalui drama, mereka dapat mengakses bagian tersembunyi dari diri mereka sendiri, mengembangkan cara baru untuk berhubungan dengan orang lain, dan menemukan solusi baru untuk masalah lama.
Terapi drama bekerja untuk individu, kelompok, atau pengaturan keluarga. Terapis dapat menggunakannya bersamaan dengan bentuk terapi lain, seperti terapi perilaku kognitif atau psikoterapi psikodinamik.
Sebagai pendekatan terapeutik yang sangat kreatif dan ekspresif, terapi drama dapat sangat membantu bagi mereka yang menganggap terapi bicara tradisional tidak menarik atau sulit.
Cara Therapy Drama/Terapi Drama Bekerja
Terapi drama menggunakan permainan, perwujudan, proyeksi, peran, cerita, metafora, empati, jarak, menyaksikan, kinerja, dan improvisasi untuk membantu orang membuat perubahan yang berarti.
Seorang terapis drama pertama-tama menilai kebutuhan klien dan kemudian mempertimbangkan pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Terapi drama dapat mengambil banyak bentuk tergantung pada kebutuhan individu dan kelompok, tingkat keterampilan dan kemampuan, minat, dan tujuan terapi.
Proses dan teknik dapat mencakup improvisasi, permainan teater, penceritaan, dan pementasan.
Baca Juga: Jangan Ngaku Pecinta Drama Korea Jika Belum Makan Makanan Ini. Ini Dia Rekomendasi Makanan Untuk Kamu Pecinta
Banyak terapis drama memanfaatkan teks, pertunjukan, atau ritual untuk memperkaya proses terapeutik dan kreatif.
Landasan teori terapi drama terletak pada drama, teater, psikologi, psikoterapi, antropologi, permainan, dan proses interaktif dan kreatif.
Manfaat dari Therapy Drama/Terapi Drama
Terapi drama dapat mengatasi berbagai kondisi kesehatan terganggu, seperti:
- Depresi
- Kecemasan
- Trauma
- Penggunaan zat
Orang juga dapat menggunakannya untuk mengatasi masalah hubungan, transisi kehidupan, dan penetapan tujuan pribadi.
Terapis drama dapat bekerja di lingkungan kesehatan mental dan komunitas, seperti:
- Fasilitas kesehatan jiwa
- Sekolah
- Pusat perawatan penggunaan zat
- Fasilitas pemasyarakatan
- Pusat komunitas
- Program untuk orang dewasa yang lebih tua
- Program bagi penyandang disabilitas
- Rumah jompo
Meskipun penelitian tentang keefektifan terapi drama masih terbatas, beberapa bukti menunjukkan bahwa terapi drama dapat membantu.
Sebuah studi tahun 2021 menggunakan terapi drama pada individu dengan penyakit mental serius seperti skizofrenia, gangguan depresi mayor, atau gangguan bipolar.
Mengikuti program terapi drama selama 9 minggu, para peneliti mencatat penurunan sederhana dalam Skala Peringkat Psikiatri Singkat.
Meskipun tidak ada perubahan yang signifikan, hasilnya menunjukkan nilai terapeutik dari terapi drama dalam meringankan gejala kejiwaan.
Selain itu, para peserta menikmati sesi-sesi tersebut, yang membantu mereka membangun komunitas pertemanan baru yang suportif.
Studi lain pada tahun 2021 yang lalu, telah menjelajahi mengenai terapi drama dan 42 peserta dengan demensia.
Baca Juga: Gelar Jumat Curhat, Polsek Cikancung Polresta Bandung Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Pemilu 2024
Setelah program 8 minggu, hasilnya menunjukkan bahwa kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan signifikan dalam gejala depresi dan kualitas hidup.
Terapis Drama Terdaftar/Registered Drama Therapist (RDT) disertifikasi dalam praktik terapi drama, dan mengikuti Kode Etik dari North American Drama Therapy Association (NADTA), Lingkup Praktik NADTA, serta Standar Praktik.
Persyaratan pendidikan untuk menjadi RDT meliputi:
- Gelar master atau doktoral dalam terapi drama dari program yang diakreditasi oleh Asosiasi Terapi Drama Amerika Utara
- Gelar master atau doktoral dalam teater atau profesi kesehatan mental dengan pelatihan mendalam tambahan dalam terapi drama melalui Program pelatihan alternatif NADTA.
Biasanya Board Certified Trainer/Registered Drama Therapist (RDT/BCT) yang melatih dan mengawasi siswa dalam program pelatihan alternatif ini.
Pendidikan terapi drama mencakup kursus dalam psikologi dan terapi drama, pengalaman di teater, dan magang yang diawasi dan pengalaman kerja. ***