Di Sumatra Barat, Merdeka Belajar Kampus Merdeka Tuai Dampak Positif, Berikut Pengalaman Mengharukan Mahasiswa

22 November 2022, 21:07 WIB
Dialog di Aula Universitas Negeri Padang (UNP), banyak cerita menarik dan mengejutkan yang didengar oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) direspon positif oleh para civitas akademika dari 22 perguruan tinggi dan perguruan tinggi vokasi se-Sumatra Barat, baik negeri maupun swasta.

Terbukti, saat berdialog di Aula Universitas Negeri Padang (UNP), banyak cerita menarik dan mengejutkan yang didengar oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim.

Mahasiswa yang bernama Al Fajri dari Universitas Andalas, Padang, menceritakan pengalamannya mengikuti program membangun desa di Kepulauan Mentawai.

Di sana, ia membangun fasilitas kesehatan dan logistik yang mengolaborasikan peran perguruan tinggi, swasta, dan pemda.

Baca Juga: Perguruan Tinggi Diharapkan Bisa Mereplika Program Flagship Kampus Merdeka, Ini Maksudnya

“Ini pengalaman berharga bagi saya karena banyak hal baru yang saya pelajari. Hal ini membuat saya menjadi tahu apa latar belakang dari kehadiran program MBKM ini,” tuturnya seraya berharap agar program/kebijakan Kemendikbudristek di masa depan makin bagus, berkelanjutan dan menyasar banyak peserta maupun daerah.

Angga, mahasiswa UNP, salah satu peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka menceritakan kesannya yang mendalam ketika harus mengajar di daerah terpencil dengan fasilitas seadanya.

Kegemaran Angga membaca menginsipirasi dirinya untuk menarik minat baca anak-anak di sana dengan membuat semacam taman bacaan dan gerobak sodor yang ia gunakan untuk membawa buku ke rumah-rumah penduduk.

Baca Juga: Pemerintah Ingin Wujudkan Generasi Inovatif dan Kolaboratif melalui Wirausaha Merdeka, Ini Caranya

"Ada sekitar 50 orang warga di daerah tempat saya tinggal saat itu dan ada 20 orang siswa yang saya bimbing. Untuk mendekatkan buku bacaan kepada mereka, saya bawa sekitar 60 buku untuk mereka gunakan,” kisah mahasiswa yang juga peserta Laskar Rempah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek ini.

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya,” ungkapnya.

Menanggapi kisah tersebut, Mendikbudristek menyampaikan padangan bahwa penting agar para generasi muda memiliki kesempatan untuk mengenal dan merasakan sisi kehidupan Indonesia yang berbeda.

Indonesia kata dia, tidak melulu ada di wilayah perkotaan yang sebagian besar akses dan fasilitasnya relatif mudah dan terjangkau. Nadiem menilai, mahasiswa perlu tahu, situasi tersebut agar mereka bisa menjadi pemimpin masa depan yang bijaksana.

Baca Juga: Majukan Industri Fesyen Vokasi lewat Implementasi Merdeka Belajar dan Kolaborasi Antarmitra

“Itulah alasan kenapa kalian ke sana. Kalian asah wawasan, kecakapan, empati, pola pikir kritis dan kreativitas kalian untuk menjadi solusi atas tantangan yang dihadapi oleh berbagai wilayah di pelosok Indonesia,” tekan Mendikbudristek.

Kemudian, Ismani asal Politeknik Negeri Padang juga menyampaikan pengalamannya mengikuti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).

“Saya merasakan banyak manfaat karena aktivitas di MSIB menambah portofolio saya. Semoga ke depan, syarat umur untuk peserta yang bisa mengikuti program ini dapat diubah menjadi lebih muda,” sarannya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler