Pemerintah Anggarkan Rp100 Triliun untuk Dana Pendidikan, Riset dan Kebudayaan

5 Desember 2021, 05:38 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, lebih dari Rp100 triliun dianggarkan untuk dana pendidikan, riset, dan kebudayaan /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, lebih dari Rp100 triliun dianggarkan untuk dana pendidikan, riset, dan kebudayaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dari warga negara Indonesia.

“Untuk itu keluarga yang paling rentan perlu dibantu. Selain itu pemerintah juga menyediakan beasiswa yang dapat dimanfaatkan seluruh warga Indonesia untuk mendapatkan pendidikan lanjutan dan lebih baik,” tuturnya, Kamis 2 Desember 2021.

Dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh di masa pandemi, kata Sri Mulyani, anggaran tersebut juga digunakan untuk membangun infrastruktur jaringan komunikasi. Karena terdapat lebih dari 20.000 keluarga yang tidak mendapatkan akses koneksi internet di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Anugerah KIHAJAR 2021 Apresiasi Guru dan Siswa Pegiat Pembelajaran Berbasis TIK, Berikut Daftar Pemenangnya

"Pemerintah juga telah memberikan subsidi, yang salah satunya berupa bantuan kuota data internet yang dapat memberikan kemudahan akses internet kepada seluruh siswa, guru, mahasiswa, dan dosen untuk proses pembelajaran di masa pandemi," katanya 

Sedangkan  pembicara Marito Garcia dari Virginia University (Darden school of Business), Paulina Pannen dari ICE Director, serta Vincent Quah dari Microsof. Diskusi yang mengangkat tema “Transformasi Digital untuk Sukses Belajar dan Transisi ke Pekerjaan” itu dimoderatori oleh Moch. Abduh.

Pleno menghasilkan kesimpulan bahwa ada empat tahap yang harus diperhatikan dalam hal “Transformasi Digital untuk Sukses Belajar dan Transisi ke Pekerjaan”. Keempat tahap tersebut adalah tahap penerimaan dan pendaftaran, tahap pengalaman sekolah siswa, tahap pengalaman belajar siswa, dan tahap transisi ke pekerjaan dan keterlibatan pemberi kerja.

Empat tahap tersebut diperlukan karena ditemukan fakta bahwa kapasitas dan kompetensi sebagian besar guru tidak cukup dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kemendikbudristek Dukung Peran Swasta untuk Akselerasi Talenta Digital Indonesia, Berikut Juara Kompetisi TIK

Di awal pandemi Covid-19 muncul istilah “Mendadak Berani”, yang memiliki arti bahwa sebagian besar proses belajar mengajar harus sinkron, online, dan virtual.

Kehilangan kemampuan belajar atau menurunnya kualitas pembelajaran (learning loss) menjadi hal yang perlu dikhawatirkan karena berpengaruh pada terjaganya kualitas pendidikan sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Terkait hal ini, ke depan pendidikan harus terdiri dari pendidikan itu sendiri, wirausaha, dan lapangan kerja. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus melakukan reskilling dan up skilling.

“Kita semua adalah pelajar dan kita semua adalah pendidik. Oleh karena itu, semua peserta didik harus memiliki lingkungan belajar yang inklusif, yaitu dukungan membaca, menulis, matematika, berbicara, dan belajar,” kata Moch. Abduh.

Baca Juga: Kemendikbudristek Gandeng ICON+ Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Kebudayaan melalui TIK

Hal itu terungkap dalam acara yang digelar  Pusat Data Statistik Pendidikan (Pusdatin) Kemendikbudristek berupa  international Open, Distance, And e-Learning Symposium (ISODEL).

Pada kesempatan ini, Kemendikbudristek kembali menyampaikan komitmen untuk menyukseskan program digitalisasi sekolah. Cakupannya tidak hanya memperluas akses terhadap teknologi, tetapi juga menjembatani ketimpangan pada pengetahuan dan penguasaan teknologi.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengakui bahwa disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan. “Namun, tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi. Dapat menjadikan disrupsi sebagai solusi,” ujarnya.

Baca Juga: Prioritas DAK Tahun 2022: Pemenuhan Sarana TIK dan Rehabilitasi Prasarana Sekolah, Pemerintah Buat Aturan Baru

Menteri Nadiem menuturkan, menyikapi pesatnya perkembangan teknologi, Kemendikbudristek mengembangkan platform pendidikan digital yang bertujuan membantu guru dalam proses pembelajaran.

“Karena untuk terus berinovasi kita membutuhkan generasi bertalenta digital (digital talent) yang kreatif dan mau berkontribusi untuk negeri,” tegasnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek

Tags

Terkini

Terpopuler