Biasanya Perpustakaan Hening, tapi di Sekolah Ini Perpustakaan Malah Boleh Ribut

16 Oktober 2021, 12:40 WIB
Bupati Bandung Dadang Supriatna (kanan) saat berkunjng ke SMP.Prima Cendekia Islami didampingi Ketua Yayasan Prima Cendekia Islami, Dadang Wildan Anas. Sekolah ini punya perpustakaan khas. /Sarnapi/

JURNAL SOREANG-Biasanya Perpustakaan sekolah berada di satu ruangan dengan rak dan tumpukan buku buku lusuh. Kadang berdebu. Berada di sudut ruang sunyi.

Bahkan, aturan di perpustakaan tak boleh bicara apalagi ribut. Padahal perpustakaan jantungnya ilmu. Ia tidak boleh berada di sudut sepi.

SMP Prima Cendekia Islami tampil beda. Perpustakaan berada di ruang publik. Konsepnya, perpustakaan outdoor, library cafe, dan jadi pojok literasi.

Perpustakaan mudah diakses publik dan para siswa. Berada di ruang terbuka untuk membuka cakrawala dunia.

Baca Juga: Perpustakaan Kemendikbudristek Raih Penghargaan Kontributor Terbanyak Portal Indonesia One Search (IOS)

Perpustakaan di sekolah ini dibagi dua ruang. Perpustakaan outdoor untuk buku-buku umum, dan perpustakaan di musholla untuk kitab-kitab dan buku buku keislaman.

"Musholla sekolah, selain tempat beribadah juga menjadi pusat aktivitas para siswa. Rasanya belum ada sekolah yang menempatkan perpustakaannya di musholla," ungkap Prof. Dr. Dadan Wildan, Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Sabtu 16 Oktober 2021.

Koleksi buku pelajaran siswa tersimpan di Library cafe untuk memudahkan para siswa membaca buku, mengerjakan tugas, dan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Baca Juga: Jangan Hanya Urusi Koleksi Buku, Perpustakaan Harus Transfer Ilmu ke Masyarakat

"Biasanya di perpustakaan pada umumnya, dilarang berisik, apalagi makan minum. Di perpustakaan ini, malah sebaliknya. Karena berkonsep library cafe, jadi baca buku bisa sambil makan makan," tutur Prof. Dadan penggagas Library Cafe ini.

Sengaja perpustakaan di SMP Prima Cendekia Islami ditempatkan di ruang terbuka, untuk memudahkan anak mengambil buku dan membacanya di ruang terbuka, dengan angin sepoi-sepoi.

Pihak yayasan juga berkomitmen untuk memenuhi semua fasilitas pembelajaran untuk prestasi belajar siswa yg lebih baik.

"Biasanya pihak yayasan pengelola sekolah swasta, tidak fokus ke perpustakaan. Kebanyakan fokus ke sarana bangunan. Bagi kami, sekali lagi perpustakaan itu jantungnya ilmu," katanya. 

Baca Juga: Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Kabupaten Bandung, Jauh dari Standar Perpustakaan Daerah

Sedangkan musholla harus menjadi ruang terbaik dari semua ruangan yang ada. "Saya ingin membalikan kesan, di sekolah yg tidak ada mesjid, biasanya mushola di sekolah itu hanya ruang kecil yang terpinggirkan. Di sekolah ini, musholla bahkan merangkap dengan perpustakaan Islam," ujar Prof. Dadan, yang menuangkan gagasan visioner itu.

Dengan tanah yg sempit, pihak sekolah tidak punya mesjid. Namun, satu ruang kelas dijadikan musholla. Ruang kelas itu disetting menjadi ruang terbuka. Di langit langitnya, dihiasi mural kaligrafi. Sisi kanannya, mural ka'bah di masjidilharam.

"Di sisi kiri disiapkan rak buku tempat kitab-kitab klasik dengan berbagai judulnya, plus buku buku islam kontemporer," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler