Untuk sisi sayap kiri yang ditempati Ramai Rumakiek dan Haykal Alhafiz tidak begitu diandalkan karena akselerasi pemainnya tidak sebagus Egy Maulana Vikri dan Roby Darwis. Walau begitu, masih saja timnas Indonesia kesulitan menembus pertahanan Kirgistan karena formasi 5-4-1 Kirgistan yang menumpuk banyak pemain. Sehingga, pemain Indonesia kesulitan menembus pertahanannya.
Tetapi melalui aksi Egy Maulana Vikri dan Ramai Rumakiek, Indonesia berupaya untuk menembus lini bertahan Kirgistan.
Di babak pertama, pergerakan Egy Maulana Vikri berhasil dipadamkan dan Ramai Rumakiek belum menunjukkan performa terbaiknya.
Namun di babak kedua, Ramai Rumakiek bisa melepaskan diri dari tumpukkan pemain Kirgistan dan mencetak gol menit ke-57. Walau unggul satu gol, tidak ada keistimewaan dari permainan timnas Indonesia.
Menurut Tommy Desky, Titan Agung yang bermain sebagai penyerang timnas Indonesia saat melawan Kirgistan tidak menampilkan performa terbaiknya.
Meski begitu, Tommy Desky memberikan semangat agar Titan Agung bisa meningkatkan kualitas kemampuannya. Sangat disayangkan Ramadhan Sananta yang tidak dilepaskan Persis Solo karena krisis penyerang.
Baca Juga: Ibu Tiga Anak Nekat Curi Telur di Minimarket Tangsel, Polisi Ambil Langkah Restorative Justice
Absennya Ramadhan Sananta sangat berpengaruh pada lini serang timnas Indonesia. Titan Agung belum sampai kemampuannya seperti Ramadhan Sananta yang merupakan target man.
Hal yang disorot Tommy Desky adalah kurang solidnya lini pertahanan di 15 hingga 20 menit pertama laga.