Stres Karena Max Verstappen Mendominasi Formula One Musim Ini, Toto Wolff: Rekornya Cuma Dicatat Wikipedia

- 8 September 2023, 18:29 WIB
Toto Wolff dan Lewis Hamilton/ Twitter @F1Tornello
Toto Wolff dan Lewis Hamilton/ Twitter @F1Tornello /

 

JURNAL SOREANG - Max Verstappen merupakan pembalap pertama yang mencetak sepuluh kemenangan di balapan Formula Onesecara beruntun sejak GP Miami musim ini. Rekor itu adalah pertama kalinya sejak dilakukan oleh Sebastian Vettel yang membalap untuk tim yang sama di musim 2013. Tampaknya, tidak semua orang yang suka dengan pencapaian pembalap asal Belanda itu. Salah satu yang tidak menyukainya adalah team principal Mercedes, Toto Wolff. Seberapa tidak suka dengan pencapaian Max Verstappen itu?

Dikutip Jurnal Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube F1 Speed Indonesia yang diupload pada 5 September 2023, Toto Wolff yang diwawancarai oleh Sky Sports menyebut rekor Max Verstappen itu hanya dicatat di Wikipedia yang tidak ada yang mau membacanya. Wawancara yang dilakukan setelah selesainya GP Italia itu tidak lepas dari iri dengki Toto Wolff karena Mercedes tidak bisa mencapainya hingga berita ini dibuat.

Di Mercedes, pencapaian menang balapan secara beruntun terjadi sebanyah tujuh balapan yang dilakukan oleh Nico Rosberg dari akhir musim 2015 hingga awal musim 2016. Namun secara tim, Red Bull bisa menghasilkan kemenangan 15 balapan secara beruntun sejak GP Abu Dhabi musim 2022. Sedangkan Silver Arrow hanya mencetak 10 kemenangan beruntun sebanyak tiga kali.

Baca Juga: Firli Bahuri Tepis Tudingan Pemeriksaan Cak Imin Bermuatan Politis: KPK Lembaga Independen!

Ada dua jawaban yang memancing reaksi pecinta Formula One. Pertama, kata-kata yang seolah menyepelekan rekor yang dibuat Max Verstappen sebagai rekor yang hanya ditulis di Wikipedia saja. Bahkan, ia menyebut rekor itu tidak akan dibaca oleh orang.

Menurut F1 Speed Indonesia hal tersebut tidak mengherankan karena masih dendam pada perebutan juara dunia pada musim 2021 antara Lewis Hamilton vs Max Verstappen di GP Abu Dhabi musim 2021. Namun, perkataan itu menunjukkan munafiknya Toto Wolff yang mewakili Mercedes meski memuji Max Verstappen di wawancara berbeda.

Kedua, statment soal rekor Verstappen yang hanya dicatat oleh Wikipedia itu merupakan statment ngawur. Toto Wolff lupa dengan rekor yang diraih oleh Lewis Hamilton saat memecahkan rekor sebagai pembalap terbanyak yang memenangkan balapan dalam sejarah Formula One. Rekor tersebut juga dicatat oleh Wikipedia yang juga dicatat oleh Wikipedia.

Baca Juga: YouTube Akan Hadirkan Layanan Gaming Dengan Nama 'Playables'

Meski itu hanya sebuah angka yang nantinya akan dipecahkan di masa depan, angka tersebut diraih berkat kerja keras dan perjuangan pembalap serta tim di balik layar. Red Bull tampil superior karena orang di tim yang solid dan dapat membuat mobil yang lebih baik dibandingkan tim lain di Formula One musim 2023. Itu ditambah dengan Max Verstappen yang sejauh ini tampil sempurna dan tanpa celah, maka lahirlah rekor baru yang menjadi landmark Formula One di masa depan.

Toto Wolff seharusnya paham dan mengerti dengan apa yang dicapainya pada musim 2014 hingga 2020 sama dengan pencapaian Red Bull dari musim 2021 hingga musim ini. Seperti yang disebutkan sebelumnya, perkataan Toto Wolff merupakan iri dengki dengan pencapaian Red Bull yang tidak bisa diraih saat Mercedes berkuasa.

Iri dengkinya terlihat saat menjawab pertanyaan Ted Kravitz yang mwnanyakan perbedaan antara Mercedes musim 2014 hingga 2020 dengan Red Bull musim 2021 hingga sekarang. Toto Wolff menjawab dengan menyebut punya pembalap yang solid sehingga Hamilton tidak terus menerus juara balapan,sedangkan performa kedua pembalap Red Bull dianggap terlalu jauh.

Baca Juga: Mendapat Kesepakatan Menjaga Perdamaian, Hasil KTT ke-43 ASEAN yang Disampaikan Presiden Jokowi

Jawaban tersebut mengambil jawaban Lewis Hamilton yang menyebut jika kesuksesan Max Verstappen belum teruji karena belum ada teammate yang kuat. Bahkan dalam wawancara yang dilakukan sebelum balapan GP Italia itu, Lewis Hamilton membandingkan dirinya dengan beberapa pembalap dan mantan pembalap yang satu tim dengan Lewis Hamilton. Mulai dari Fernando Alonso hingga George Russel. Sedangkan Max Verstappen mendapatkan rekan setim yang kurang hebat macam Pierre Gasly, Alex Albon, hingga Sergio Perez. Paling memberatkan Verstappen sejauh ini hanya Daniel Ricciardo.

Perkataan tersebut tidak salah karena hingga kini tidak ada yang bisa menyaingi Verstappen selama menjadi pembalap Red Bull. Sudah bukan rahasia lagi jika Verstappen bisa membangun tim yang solid dan arah develompent mobil yang berorientasi kepadanya. Tapi pendapat itu juga salah jika menilai performa pembalap hanya melawan rekan satu tim saja. Performa Lewis Hamilton dan Max Verstappen yang cemerlang itu berkat bisa mengalahkan semua pembalap lainya, termasuk rekan setim.

Itu belum termasuk dari data lainnya, seperti cara memaksimalkan kecepatan mobil hingga tampil konsisten di setiap balapan. Hal inilah yang membuat perkataan Toto Wolff cacat logika. Ucapaan Toto Wolff mewakili internal Mercedes yang tidak naik podium dalam empat balapan terakhir. Perasaan frustasi tidak dapat disembunyikan dalam ucapan tersebut. Bahkan di GP Italia, kedua pembalapnya finish peringkat kelima dan keenam dibelakang duo Red Bull dan Ferrari.

Baca Juga: Wulan Guritno Sakit, Polisi Bakal Panggil Ulang Pekan Depan Soal Dugaan Promosikan Judi Online

Meski banyak pecinta Formula One gerah akan kata-katanya yang menunjukkan kecemburuan dan iri dengkinya, F1 Speed Indonesia malah suka dengan pernyataan ngelantur pria berusia 52 tahun itu. Selain Toto Wolff, Lewis Hamilton yang memberikan komentar ngelantur itu memperlihatkan kekecewaan dan secara frontal menyindir rekor yang dibuat Max Verstappen.

Secara komunikasi, apa yang disampaikan keduanya mungkin tidak disukai tim Public Relation tim Mercedes. Namun secara marketing, perkataan keduanya sangat menguntungkan Formula One. Apalagi Toto Wolff masih dendam dengan Christian Horner. Menurut kami, komentar pedas seperti ini bikin Formula One menjadi seru ketimbang saling respect yang membosankan.

Dari sini pula kita tahu cara Mercedes jika sudah mentok atau memasuki fase sulit. Tahun lalu, Mercedes bisa dibilang mendapatkan reward dari FIA dengan peraturan pencegahan agar mobil tidak porpoising di musim lalu. Meski mendapatkan apa yang didapatkannya, malahan bikin Mercedes semakin sengsara dan Red Bull semakin berjaya.

Baca Juga: BNNP DIY Putus 3 Jaringan Narkoba Yogya-Boyolali-Lapas-Pekanbaru

Teori konspirasi menyebut bahwa Toto Wolff akan melakukan serangan melalui media. Di wawancara hadapan media, ia akan mengeluarkan komentar sensitif tentang dampak buruk dominasi Red Bull bagi Formula One. Harapannya adalah agar pihak Formula One dan FIA akan mengeluarkan regulasi untuk melemahkan Red Bull untuk musim-musim mendatang. Meski hanya sebuah konspirasi, tetapi hal semacam ini memang terjadi di Formula One.

Saran kami sebagai pecinta Formula One alangkah bagusnya Toto Wolff untuk fokus ke musim 2024 dengan membuat mobil yang kompetitif dan bersaing melawan Red Bull. ***

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube F1 Speed Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah