"Mereka juga sangat cepat, saya pikir inilah yang membedakan pemain Indonesia, saya bilang intensitasnya tinggi," tutupnya.
Walau begitu, pemain yang pernah bermain di akademi Arsenal dan Leicester City ini bisa beradaptasi dnegan permainan sepak bola Indonesia dalam waktu kurnag lebih lima bulan.
Taisei Marukawa juga sepakat dengan pendapat Alie Sesay bahwa Liga Indonesia merupakan liga yang dituntut banyak lari.
"Kalau sepak bolanya di sini (Indonesia), mereka selalu berlari-lari. Kalau di Eropa, kadang beberapa pemain itu tidak harus berlari, main santai saja," buka pemain asal Jepang yang pernah berkaier di Malta.
"Mereka bermain tiki-taka, mereka hanya passing, kemudian finishing. Sedangkan di Indonesia, semuanya berlari, itu hal yang berbeda, capek juga," pungkasnya.
Farshad Noor, pemain asal Afghanistan yang merupakan jebolan PSV Eindhoven merasakan perbedaan atmosfer antara di Indonesia dengan Belanda saat dia menimba ilmu di PSV.
Baca Juga: Mensos Risma pada Korban TPPO : Jangan Tergiur Iming-Iming Gaji Besar di LN
"Jika saya membandingkan dengan negara lain, di sini ada banyak lari. Di Eropa itu lebih taktikal, tidak banyak berlari tapi lebih banyak taktik, menutup ruang, intinya tidak banyak berlari," ucapnya.
Dapat disimpulkan dari pendapat beberapa pemain asing yang membela tim di Indonesia bahwa Liga Indonesia merupakan liga sepakbola yang banyak lari.***