Sifat kosmopolitan tim juga dapat menghadirkan tantangan. Tim Piala Dunia Maroko berisi keragaman bahasa, termasuk bahasa Arab, Belanda, Prancis, dan Spanyol. Bahasa Arab, Inggris, dan Prancis dilaporkan digunakan untuk berkomunikasi di antara rekan satu tim.
"Kadang-kadang itu mengarah pada ledakan klan yang berbeda dalam satu tim. Belanda di satu sisi, Prancis di sisi lain, dll, itu bisa menyebabkan miskomunikasi dan perpecahan yang sama sekali tidak baik dalam sepak bola," timpal Zenbaa.
Sementara itu, westernisasi tim Maroko telah memicu kritik terhadap federasi sepak bola Maroko. "Pesepak bola yang bisa bermain untuk beberapa negara sering kali menghadapi keputusan yang rumit, biasanya dipandu oleh ikatan keluarga dan emosi di satu sisi, dan perhitungan profesional yang hati-hati di sisi lain"
Baca Juga: Persahabatan Klub : Liverpool Diprediksi Unggul 2-1 atas AC Milan
Tersandung lirik lagu kebangsaan, berbicara bahasa Prancis dalam wawancara, atau gagal mencerminkan 'budaya Maroko' telah membuat beberapa pemain tim nasional menjadi sorotan dalam beberapa kesempatan.
Itu juga memicu perbincangan tentang kriteria yang diikuti federasi Maroko dalam memilih pemain tim. "Kami biasa bercanda dengan mengatakan bahwa Anda membutuhkan paspor merah bukan paspor hijau untuk bermain di tim nasional," katanya.