Zenbaa menyebut kisah Hakim Ziyech merupakan studi kasus yang menyoroti daya tarik Maroko bagi pemain yang lahir di diaspora. Hakim Ziyech, lahir di Belanda, bermain untuk timnas muda Belanda hingga memutuskan bergabung dengan tim senior Maroko pada 2015.
Pada 2017, pemain kelahiran Belanda itu mengkritik keras rasisme dan prasangka yang dihadapinya di stadion Belanda. "Jika Anda membuat kesalahan kecil di sini mengetahui bahwa Anda berasal dari Maroko, Anda adalah korban kritik berlebihan tidak seperti etnis Belanda yang memiliki margin kesalahan yang lebih besar dan mendapat keuntungan dari banyak kesenangan," kata Ziyech dalam sebuah wawancara dengan seorang warga Belanda.
"Hal yang paling lucu adalah ketika Anda berhasil dalam hidup Anda dengan menjadi warga negara teladan, Anda bukan lagi orang Maroko tetapi orang Belanda di mata mereka."
Baca Juga: Sofyan Amrabat Merasa Kemajuan Maroko di Piala Dunia seperti Mimpi
Tahun lalu, Ziyech keluar dari tim Maroko setelah bertengkar dengan mantan pelatih Bosnia Vahid Halilhodzic. Piala Dunia ini, dia berhasil kembali ke skuad menyusul intervensi dari Federasi Sepak Bola Maroko dan penunjukan manajer baru.
Sofyan Amrabat, yang seperti Ziyech mewakili Belanda di tingkat junior, menolak pendekatan tanah airnya dan bergabung dengan skuad Piala Dunia Maroko, sebagian besar untuk orang tua dan kakek neneknya, yang akan bangga jika dia bermain untuk negara asal mereka.