Tewas 174 Orang Lebih Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang dari Pendapat Banyak Pihak

- 2 Oktober 2022, 20:25 WIB
Tewas 174 orang lebih di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya dari pendapat banyak pihak /IG /
Tewas 174 orang lebih di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya dari pendapat banyak pihak /IG / /

JURNAL SOREANG - Pada tragedi Stadion Kanjuruhan banyak Korban meninggal dunia.

Korban tewas di Stadion Kanjuruhan terus bertambah, sampai saat luka ringan hingga berat masih ditangani tim medis

Dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim), Emil Dardak, menyampaikan hingga pukul 10.30 WIB, korban meninggal dunia mencapai 174 orang.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan : Fakta di Balik Gas Air Mata

“Saya menghindari kesalahan data, hanya merujuk ke data resmi kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, 10.30 WIB, angka meninggal dunia 174. Korban luka berat 11 dan luka ringan 28. Ada 8 rumah sakit menjadi rujukan,” tutur Emil Dardak.

Menurut Wagub Jatim, pihaknya saat ini fokus dalam penanganan terhadap para korban.

Akun instagram @quotes_aremania menyampaikan, jumlah korban jiwa akibat tragedi ini diantaranya ada 18 orang korban meninggal tanpa identitas.

Melihat banyaknya jumlah korban yang terus bertambah, Profesor Zubairi Djoerban memberikan pesan kepada masyarakat.

Baca Juga: Rizky Billar Bakal Diperiksa Polisi Pekan Depan atas Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukanya Kepada Lesti Kejora

“Jumlah yang meninggal terus bertambah. Semoga tragedi di Kanjuruhan ini memberi pesan kepada semua insan sepak bola Indonesia untuk berbenah (secara serius) dan menjadi lebih dewasa,” tuturnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi.

Dilain pihak anggota DPRD RI soroti Penggunaan Gas Air Mata oleh pihak aparat.

DPR RI menyoroti penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian dalam penanganan suporter usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Tragedi Olahraga Arema Kanjuruhan Malang Disorot Dunia, Klub-klub Liga Inggris Sampaikan Ini

DPR RI meminta tragedi yang menjadi sebab seratus lebih suporter tewas ini untuk diusut.

Ketua Komisi X DPR yang membidangi olahraga, Syaiful Huda mengatakan bahwa tragedi yang tewaskan banyak suporter itu tidak perlu terjadi, apabila semua pihak bisa melakukan antisipasi dengan baik.

“Karena itu saya meminta supaya tragedi ini diusut sampai tuntas dan harus ada yang bertanggung jawab,” ujar Huda dalam keterangan video dikutip di akun Instagram @syaifulhooda pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: TRAGEDI KANJURUHAN: Manajemen Arema FC Sebelum Laga Sudah Ajukan Kick Off Dimajukan, Tapi Ditolak PT LIB

Huda mewakili Komisi X menyatakan sangat berduka dan prihatin atas tragedi yang akibatkan banyak suporter dan pihak lain tewas.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengatakan, tentang pentingnya menjaga hak dan kewajiban oleh setiap pihak.

Hetifah menyampaikan bahwa panitia wajib menyiapkan seluruh perangkat pertandingan.

Baca Juga: Bosan dengan Menu Diet yang Itu-itu Aja? Resep Serabi Oatmeal Solusinya! Berikut Resep dan Cara Pembuatannya

Rasio jumlah aparat harus sebanding dengan jumlah penonton, suporter wajib menjaga ketertiban.

Kemudian, ia menyoroti mengenai penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian.

“Aparat wajib tahu prosedur keamanan dalam event olahraga, misalnya tidak boleh menggunakan gas air mata dan lain-lain. Kewajiban masing-masing pihak tersebut sebenarnya telah tertuang dalam UU 11/22 tentang Keolahragaan,” ujar Hetifah.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Dona Agnesia Sampaikan Belasungkawa: Rasa Kemanusiaan di Atas Segalanya

“Suporter telah diatur dalam Pasal 54 dan 55, seperti memperoleh fasilitas yang sesuai dengan nilai tiket masuk dan mendapatkan jaminan keselamatan dan keamanan. Namun suporter harus menjaga ketertiban selama pertandingan,” ujar Hetifah.

Selanjutnya, Mabes Polri bergerak Pantau Pengusutan Tragedi Kanjuruhan, Mabes Polri pantau pengusutan tragedi Kanjuruhan Arema vs Persebaya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Divisi Humas (Kadivhumas) Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo.

Baca Juga: Berduka Cita atas Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan, La Liga Sampaikan Rasa Belasungkawa dengan Cara Ini

Kemudian dari Kepolisian, TNI, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang bekerja mengusut tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

“Ya (Mabes Polri) mengikuti perkembangan di lapangan, Polda Jatim, Kodam, pemerintah daerah, dan lainnya sedang bekerja,” ucap Dedi sebagaimana dilansir Antara di Jakarta.

Dedi mengatakan Mabes Polri memantau langsung penanganan tragedi tersebut dan memastikan tim bekerja dan menyelesaikannya.

Baca Juga: Korban Tewas Capai 174 Orang Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Berikut Data Rumah Sakit dan Korban

Mengenai aturan penggunaan gas air mata saat tragedi terjadi, Dedi menyampaikan hal itu menunggu perkembangan dari Polda Jawa Timur.

“Menunggu informasi lanjut dari Polda Jatim,” ucap Dedi.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, menyebutkan dua dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut merupakan anggota Polri.

Baca Juga: 5 Dampak Berbahaya Minum Kopi Ketika Perut Kosong, Bisa Bikin Hormon Stres Meningkat lho!

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang; dua diantaranya adalah anggota Polri,” ucap Nico di Malang.

Dia menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan.

Kemudian, sisanya meninggal dunia saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Baca Juga: Tanggal 2 Oktober Hari Batik Nasional, Bagaimana Memperingatinya? Begini Caranya

Hingga Minggu pagi, sedikitnya 180 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang.

Selain korban meninggal dunia, tercatat sebanyak 13 unit kendaraan mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40.000 penonton, tidak semua anarkis, hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” ujar Nico.

Baca Juga: Tanggal 2 Oktober Hari Batik Nasional, Bagaimana Memperingatinya? Begini Caranya

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata, menurutnya, penembakan gas air mata tersebut.

Dilakukan karena para pendukung tim Aremania berjuluk Singo Edan tidak puas dan turun ke lapangan dan melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Baca Juga: Tragedi Olahraga Arema Kanjuruhan Malang Disorot Internasional, Begini Komentar Presiden FIFA

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” papar Nico.

Kemudian pendapat Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” tutur Sanusi.

Baca Juga: Segera Tayang! Ini Bocoran Kisah Natasha Wilona Nikah Muda dalam Film Argantara

Sebenarnya FIFA sudah jelaskan dan tegas terkait penggunaan gas air mata di stadion.

Badan tertinggi sepakbola itu telah menyatakan ketegasannya dan melarang penggunaan gas air mata.

Penggunaan gas air mata yang dilakukan petugas keamanan jelas telah melanggar aturan FIFA.

Dalam aturan FIFA soal pengamanan dan keamanan stadion, FIFA Stadium Safety and Security Regulations, tertuang dalam point 19 (b) penggunaan gas air mata dilarang dan tidak boleh dipakai.***

Editor: Ade Mamad

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x