Bahkan ada gas air Mata yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Para penonton yang panik karena gas air mata, semakin tidak terkendali di tribun, mereka pun berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para penonton pun panik terkena gas air mata.
Bahkan banyak ibu-ibu, wanita, orang tua, dan anak anak kecil yang terlihat sesak tidak berdaya karena gas air mata yang ditembakan tersebut.
Diluar stadion pun banyak penonton yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata
Sekitar pukul 22.30 insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat terjadi, hingga akhirnya tembakan gas air mata pun terjadi kembli di luar stadion.
Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam, banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, ada juga penonton yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah, batu, batako, besi dan bambu berterbangan.
Aremania tersebut mengaku bahwa tragedi kerusahan di Stadion Kanjuruhan adalah titik terendahnya selama menjadi suporter, dirinya juga mejelaskan jika kronologis yang diverikan yang dia alami sendiri.
"selama saya jadi supporter arema, Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter, saya masih belum percaya menyaksikan saudara- saudara saya dengan kondisi seperti ini.