Belum lagi, kompetisi ini diadakan di momen setelah pemain menjalani musim yang panjang bersama klubnya.
Alih-alih memanfaatkan waktu untuk bersitirahat dan liburan, para pemain Eropa justru digenjot dengan tugas tambahan untuk kembali bertugas di negaranya hanya beberapa saat setelah akhir kompetisi klub.
Baca Juga: Tips Tingkatkan Gairah Hubungan Intim Suami Istri di Usia 30an Agar Makin Membara
Tentu saja dengan kompetisi yang terkesan dipaksakan ini, motivasi, energi, dan semangat yang terpancar dari para pemain pun cuma sisa sehingga pastinya mereka tidak akan tampil all-out.
Belum lagi, para pelatih pasti akan menjaga betul konidisi pemain topnya dengan alasan takut sang pemain mengalami kelelahan atau cedera, apalagi turnamen Piala Dunia semakin dekat.
Faktor motivasi yang tidak membumbung tinggi serta energi yang seadanya, menjadikan alasan mengapa UEFA Nations League tidak menjadi kompetisi yang difavoritkan, sekalipun oleh penonton.
Baca Juga: Apakah Akupuntur Efektif Untuk Mengobati Asam Urat? Berikut Penjelasannya
Pasalnya, semua motivasi, energi, dan semangat, seluruhnya akan difokuskan kepada turnamen yang sesungguhnya yaitu Piala Dunia.
4. Level kompetisi dan atmosfer
Semua orang setuju bahwa yang lolos ke Piala Dunia atau EURO adalah tim-tim terbaik atau lebih tepatnya tim yang sedang berada dalam performa terbaik.