JURNAL SOREANG - Kerugian Juventus dalam beberapa musim ini awalnya terjadi karena pembelian Higuain.
Hingga kini investasi Juventus dari pembelian besar Higuain 2016 lalu juga masih belum terbayar (balik modal).
Juventus menghabiskan €122 juta atau sekitar Rp1,8 triliun untuk Higuain dari transfer fee, total gaji dan pesangon €45 juta (Rp680 miliar), belum lagi biaya tambahan €4 juta (Rp60 miliar).
Baca Juga: TKW Indonesia Ini Berbagi Pengalaman Bekerja Sebagai Pekerja Migran, Lebih Banyak Suka atau Dukanya?
Sedangkan pendapatan yang kembali hanya €18 juta (Rp271 miliar) dari fee peminjaman ke Milan dan Chelsea.
Selain Higuain, investasi Juventus yang juga dinilai tak sepadan dengan nilai yang dikeluarkan termasuk total €73 juta (Rp1,1 triliun) untuk Federico Bernardeschi, €49 juta (Rp740 miliar) untuk Dejan Kulusevski, €44 juta (Rp665 miliar) untuk Aaron Ramsey, €29 juta (Rp438 miliar) untuk Adrien Rabiot, serta €32 juta (Rp428 miliar) untuk Marko Pjaca.
Dan investasi yang membuat manajemen Juventus makin terlihat buruk, adalah penjualan bek Argentina, Cristian Romero.
Baca Juga: Jelang Liga 1 2022-2023: Pat Pat Gulipat, Motivasi Persib Bandung Berlipat
Juventus menebusnya €28 juta (Rp422 miliar) ketika dibeli dari Genoa pada 2019, kemudian menjualnya ke Atalanta sebesar €15 juta (Rp226 miliar) yang oleh Atalanta, dijual lagi €50 juta (Rp754 miliar) plus add-ons ke Tottenham Hotspur.
Membuat Atalanta mengantongi keuntungan sekitar €35 juta (Rp528 miliar) sedangkan Juventus merugi €13 juta (Rp196 miliar).